Jakarta (ANTARA) – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan, untuk menekan angka dehidrasi di Jakarta, orang tua harus memiliki pengetahuan atau pemahaman tentang cara Pemberian Makanan Tambahan (MPASI) yang baik dan benar.
“Penyebab gizi buruk itu banyak sekali, tidak hanya sekedar kekurangan pangan. Dan ternyata salah satu penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan orang tua, pola makan yang kurang,” kata Ani kepada pers Jakarta Pusat, Jumat.
Ani juga mengimbau para orang tua untuk tidak memberikan MPASI agar anaknya tidak lemas. Selain itu, jangan memberikan MPASI instan atau membeli MPASI siap saji tanpa izin.
Selain itu, orang tua juga harus berhati-hati dalam memantau konten di media sosial terkait pembuatan dan pemberian MPASI.
Ani menjelaskan, untuk mengedukasi orang tua tentang MPASI, setiap Posyandu mempunyai kegiatan yang diberi nama “Kelompok Pedagog Pangan”.
Dalam kegiatan ini orang tua dapat memperoleh informasi tentang cara memilih makanan sehat, cara menyiapkannya, dan cara memberikannya kepada anak agar mendapat gizi yang baik.
Jadi tujuannya akhirnya menerapkan ubahan tersebut agar perubahannya kuat, konsisten, tidak naik turun bagi bodi, kata Ani.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, pada Januari hingga Agustus 2024, terdapat 36.664 anak di bawah umur di Jakarta yang mengalami permasalahan pangan.
Data tersebut, 26,74 persen atau 10 ribu 340 anak mengalami gizi buruk atau gizi buruk, 4,24 persen atau 1 ribu 638 anak gizi buruk, 26,32 persen atau 10 ribu 178 anak gizi buruk, dan 42 persen atau 16 ribu 508 anak gizi buruk.
Namun dari 10 ribu 340 kasus kekurangan anak, 5 ribu 969 anak sudah sembuh dan 4 ribu 371 anak masih berjuang.
Itu sebabnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggandeng berbagai pihak melalui Program Aksi Jakarta (Gerakan Melawan Diam) untuk mengurangi masalah pengangguran.
Leave a Reply