Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Luhut: Waspadai dampak pelemahan ekonomi China terhadap Indonesia

Jakarta (ANTARA) – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dampak perlambatan ekonomi China terhadap perekonomian Indonesia.

Dalam pertemuan Kantor Administrasi Negara (LAN), Luhut menjelaskan, pemerintah China saat ini menawarkan insentif sebesar 300 juta dolar AS atau hingga 19 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

“Pemerintah China banyak memberikan stimulus karena situasi perekonomian sedang kurang baik,” kata Luhut dalam rapat diskusi Mendorong Perubahan Kebijakan untuk Mendukung Perekonomian Indonesia di Jakarta, Senin.

Menurut Luhut, pertumbuhan ekonomi Tiongkok akan terus melambat sepanjang tahun 2024. Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada kuartal I sebesar 5,3 persen, kemudian pada kuartal II turun menjadi 4,7 persen, dan pada kuartal III turun lagi menjadi 4,6 persen. 2024.

Pak Luhut mengatakan, kegagalan ini disebabkan oleh banyak hal antara lain sulitnya pemerintah China dalam menjual tanah dan tidak mampunya mendapatkan uang yang menyebabkan terhentinya perekonomian negara di berbagai daerah. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah China telah memberikan insentif finansial sebesar 3,4 juta dolar AS.

Namun, menurutnya rekomendasi tersebut dapat berdampak pada negara mitra, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia harus hati-hati memantau dampaknya, terutama terhadap risiko “meluapnya” impor Tiongkok. Oleh karena itu, harus ada give and take, ini standar untuk mengukur skill seperti yang saya katakan tadi, seberapa banyak kita bermain, kita harus menjaga diri, tidak boleh ada konflik kepentingan, jelasnya.

Meski mewaspadai perlambatan ekonomi Tiongkok, Luhut menekankan pentingnya hubungan internasional dan domestik.

Ia mengapresiasi peran Tiongkok dalam mendukung pembangunan di Indonesia, melalui investasi, teknologi, dan pekerja.

“Hubungan kita dengan Tiongkok sangat penting. Tanpa Tiongkok, kita tidak akan berada pada posisi kita saat ini. Kita harus menerima hal itu. Ada investasi, ada teknologi, ada manusia,” katanya.

Selain itu, Luhut juga menyoroti permasalahan yang dihadapi Indonesia. Diantaranya adalah ketahanan pangan global, perubahan iklim, transisi menuju ekonomi rendah karbon, gangguan digital dan kecerdasan buatan (AI), serta fragmentasi geopolitik.

Semua tantangan ini memerlukan pemikiran yang cermat dan berbasis data. Oleh karena itu, Indonesia harus terus memperkuat otoritas dan menerapkan kebijakan berdasarkan data yang akurat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *