Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Kemenkeu: Belanja APBN Jatim untuk kerawanan pangan hingga Pilkada

Surabaya (ANTARA) – Pejabat Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Timur menyatakan belanja negara dalam APBN Daerah Jatim hingga Oktober sebesar Rp 111,12 triliun, termasuk untuk mengatasi kerawanan pangan hingga pilkada 2024.

Realisasi belanja pemerintah hingga Oktober 2024 telah menyerap Rp111,12 triliun atau 81,31 persen dari pagu belanja pemerintah di Jatim, kata Kepala Daerah DJP Jatim I Sigit Danang Joyo dalam keterangannya di Surabaya, Selasa.

Sigit menjelaskan kinerja belanja pemerintah terdiri dari belanja Kementerian/Lembaga (K/L) sebesar Rp40,33 triliun dan transfer ke daerah (TKD) yang mencapai Rp70,79 triliun.

Rinciannya, belanja tersebut terdiri dari belanja pegawai sebesar Rp19,86 triliun yang meliputi pembayaran THR dan gaji 13 ASN/TNI/Polri serta gaji dan tunjangan PPPK dan non-PNS.

Kemudian belanja barang sebesar Rp15,34 triliun untuk mengendalikan kerawanan pangan dan meningkatkan kesadaran tentang pangan dan gizi serta menyelenggarakan pilkada pada tahun 2024.

Selain itu, belanja barang juga digunakan antara lain untuk pemeliharaan kapal, waduk, jalan dan jembatan, bantuan pemerintah.

Bantuan pemerintah sendiri meliputi bantuan pangan, pompa irigasi, bantuan hewan dan akomodasi pelajar, serta layanan seperti pembuatan paspor, survei tanah, dan layanan pernikahan.

Hal ini disusul dengan realisasi belanja modal sebesar Rp5,02 triliun yang ditopang oleh peningkatan belanja infrastruktur, baik untuk pembangunan jalan dan jembatan maupun pembangunan infrastruktur publik.

Penggunaan belanja modal antara lain digunakan untuk pembangunan jalan, jembatan, irigasi, serta penyediaan akses rumah tinggal, prasarana (gedung) pendidikan.

Universitas) dan infrastruktur kesehatan.

Lalu ada belanja bansos sebesar Rp114,8 miliar untuk menambah jumlah penerima manfaat, termasuk bansos seperti KIP Perguruan Tinggi untuk 11.031 mahasiswa.

Sementara TKD terealisasi Rp70,79 triliun hingga Oktober didukung oleh DAU yang meningkat 9,85 persen (year-on-year) menjadi Rp37,29 triliun, dan DAK nonfisik yang meningkat 16,76 persen (YoY) menjadi Rp14,04 triliun.

Implementasi DAU fokus pada sektor pendidikan untuk mendukung peningkatan kualitas layanan pendidikan dasar, khususnya penyediaan infrastruktur pendidikan.

Penerima terbanyak di Jatim dari kabupaten dan kota adalah Kabupaten Malang, Kabupaten Jember, dan Kabupaten Banyuwangi.

Alokasi DAK nonfisik Jawa Timur terbesar terdapat pada bidang pendidikan seperti tunjangan profesi guru dan kesehatan, dengan kabupaten/kota penerima terbesar adalah Kota Surabaya, Kabupaten Malang, Kabupaten Jember.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *