JAKARTA (ANTARA) – Tiga calon Wakil Gubernur DKI Jakarta (Kawagub) menawarkan sejumlah kebijakan penanganan banjir di Jakarta, mulai dari pembangunan waduk, hingga perbaikan aliran sungai berkonsep beton berpori. .
Calon Wakil Gubernur Nomor Urut 1 Suswono mengatakan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) akan membangun sumur dan sumur untuk mengakhiri masalah banjir.
Saya sudah sampaikan, perlu dibangun bendungan atau properti baru agar banjir tidak langsung masuk ke Jakarta, kata peserta debat ketiga di Jakarta, Minggu malam. .
Laki-laki juga membangun sumur resapan dan biopori untuk meninggikan air tanah di Jakarta sendiri.
“Dan di bawah kanal itu akan dibangun tanggul laut yang besar. Saya kira ini adalah paket yang Insya Allah Jakarta tidak banjir,” kata Suswono.
Menurut mantan Menteri Pertanian ini, permasalahan banjir patut mendapat perhatian karena berdasarkan data BPBD DKI tahun 2024, jumlah air banjir mencapai Rp 2,1 triliun.
Sementara itu, calon wakil gubernur nomor urut 2 Kun Wardana mengusung gagasan sistem beton permeabel untuk mengatasi banjir di Jakarta.
Konsep ini memungkinkan pori-pori beton mampu menyerap 600 liter air per meter persegi per menit.
Selain sistem plesteran keropos, anak buah Dharma Pongrekun mengusulkan pembangunan kolam pipi monyet dan solusi banjir lainnya untuk mengatasi banjir akibat hujan deras.
“Untuk hujan di Jakarta, kami akan menerapkan sistem pengelolaan air terpadu, kemudian saluran airnya akan kami perbaiki,” ujarnya.
Sedangkan untuk banjir surat, Kuhn bekerja sama dengan pemerintah daerah di dataran rendah untuk mengelolanya.
“Untuk permasalahan aliran air, kita perlu berkoordinasi dan berkomunikasi aktif dengan pemerintah daerah di daerah hulu seperti Bogor dalam pengelolaan air.
Sementara itu, Calon Wakil Gubernur 3 Rano Karno (Bang Doel) mengatakan, pembangunan waduk dan pembinaan sungai penting untuk mengatasi banjir yang masih terjadi di kota tersebut.
“Saya setuju (dengan Kun) di Jakarta hanya ada tiga, yang pertama arus langsung.
Bang Doel mengatakan, Jakarta perlu membangun waduk, memperbaiki sungai, dan memperbanyak sumur resapan.
Selain itu, soal banjir di Jakarta, ia juga menyinggung soal banjir.
Untuk melakukan hal tersebut, ia mempersiapkan kekuatan oranye (pekerjaan alam) dan membangun peralatan yang diperlukan agar kabel tidak menumpuk di air.
Kalau jujur, banjir menjadi salah satu pokok bahasan APBD DKI 2025. Kondisi sungai yang normal harus segera dihentikan, kata Rano.
Pengelolaan air menjadi salah satu pembahasan ketiga dalam Pilakada DKI Jakarta. Banjir merupakan salah satu permasalahan besar yang dihadapi kota Jakarta. Data tanggap Jakarta memperkirakan jumlah bencana air akan mencapai 643 bencana pada tahun 2022, meningkat 54,5 persen dibandingkan tahun lalu.
Leave a Reply