Jakarta (ANTARA) – Japfa Comfeed Indonesia Tbk (Japfa), produsen protein hewani di Asia, berkontribusi terhadap produksi pangan yang berkelanjutan, berkesinambungan, dan terintegrasi untuk pertumbuhan ekonomi.
Presiden Japfa Renaldo Santosa dalam pidatonya di Jakarta, Kamis, mengatakan pihaknya berperan penting dalam memenuhi kebutuhan protein hewani di Indonesia dan kawasan.
“Kami percaya bahwa ketahanan pangan berarti seluruh warga negara Indonesia memiliki akses terhadap pangan yang dapat diandalkan, terjangkau, dan bergizi. Ini adalah saat yang penting bagi kita untuk bersatu dan mewujudkan visi tersebut,” ujar Renaldo saat berdiskusi di acara Indonesia Emas 2045: Nurturing JAPFA. Kolaborasi Ketahanan Pangan di Jakarta, Kamis.
Menurutnya, di tengah meningkatnya kerawanan pangan global yang disebabkan oleh pertumbuhan penduduk, perubahan iklim, dan ketidakpastian global, penguatan lingkungan pangan merupakan kunci untuk mencapai tujuan pangan jangka panjang Indonesia.
“Dengan menetapkan kebijakan yang jelas, meningkatkan pangan dan keamanan, membuka potensi ekonomi biru, serta memprioritaskan kesehatan dan gizi generasi muda, kami dapat membantu mewujudkan visi Indonesia tentang ketahanan pangan, kebebasan pangan, dan pertumbuhan ekonomi,” kata Renaldo. .
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy berbicara pada diskusi JAPFA untuk Indonesia Emas 2045: Memelihara Kolaborasi Ketahanan Pangan di Jakarta, Kamis (5/12/2024). Humas ANTARA/HO-Japfa
Di tempat yang sama, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Direktur Bappenas Rachmat Pambudy menekankan pentingnya kerja sama antar pemangku kepentingan untuk menghasilkan makanan padat.
“Reformasi pangan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga memerlukan partisipasi aktif seluruh pemangku kepentingan, mulai dari sektor swasta hingga masyarakat,” kata Rachmat.
Rachmat menekankan pentingnya reformasi pangan untuk mencapai ketahanan pangan, kelestarian lingkungan, serta meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Ia mengatakan mengubah sistem pangan menjadi lebih berkelanjutan, berkelanjutan, dan mendorong lingkungan inklusif adalah salah satu cara untuk mencapai ketahanan pangan.
Oleh karena itu saya mengajak kita semua untuk bersatu dan saling membantu untuk mendorong dan membangun sistem pangan yang berkelanjutan, berkelanjutan dan berkelanjutan untuk generasi sekarang dan mendatang, kata Rachmat.
Sementara itu, Direktur Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana mendorong upaya peningkatan tumbuh kembang anak.
Menurutnya, menciptakan infrastruktur digital dan mengelola penggunaan anggaran sesuai tujuan serta memastikan segala upaya dilakukan untuk mencapai Indonesia Emas 2045.
“Program pangan merupakan investasi masa depan Indonesia,” kata Dadan.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Usaha Japfa Gabriella Santosa menekankan pentingnya kerja sama antar pemangku kepentingan untuk menyelesaikan masalah gizi buruk.
Menurutnya, mengutamakan makanan anak merupakan tanggung jawab besar dan investasi finansial yang bijaksana. Setiap dolar yang diinvestasikan dalam bidang nutrisi dapat menghasilkan keuntungan yang signifikan, sehingga menjadikannya prioritas bagi pemerintah dan organisasi sektor publik.
“Ini adalah saat yang sangat penting bagi kita semua, dan kami mengapresiasi komitmen pemerintah dalam mengatasi tantangan program ini,” kata Gabriella.
Japfa telah bekerja sama dengan Pusat Kajian Kesehatan dan Gizi Universitas Indonesia untuk menjamin kesehatan anak-anak di Indonesia.
“Lebih dari 1.000 anak mendapatkan makanan sehat melalui tiga jenis: Siap Masak, Siap Makan, dan Swakelola. Riset yang kami lakukan menganalisis proses produksi, kepuasan gizi, efisiensi distribusi, dan biaya,” ujarnya.
Ia berharap pekerjaan ini akan memberikan informasi untuk upaya mitigasi di masa depan.
“Japfa berkomitmen mendukung proyek seperti ini dan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak,” ujarnya.
Leave a Reply