Jakarta (ANTARA) – Menteri Kebudayaan memberikan pandangan strategis mengenai peran “soft power” kebudayaan dalam membangun citra positif Indonesia di era globalisasi.
Ia menekankan pentingnya memanfaatkan kekayaan budaya Tanah Air untuk memperkuat pengaruh Indonesia di kancah internasional.
“Saya kira kita harus bisa menjadikan budaya kita sebagai kekuatan. Menteri Kebudayaan Fadli Zon dalam rangka Dies Natalis ke-85 Fakultas Ilmu Budaya mengatakan: “Di era globalisasi, kita melihat bagaimana negara-negara besar menggunakan bentuk-bentuk soft power untuk memperluas pengaruhnya bukan melalui kekuatan ekonomi atau militer, melainkan melalui kekuatan ekonomi atau militer. melalui budaya.” FIB) Universitas Indonesia, dikutip berdasarkan siaran pers yang diterima, Jumat.
Mendikbud juga menyoroti nilai-nilai luhur yang menjadi ciri khas kebudayaan Indonesia seperti toleransi, gotong royong, dan kedekatan dengan alam, seraya menegaskan bahwa nilai-nilai tersebut merupakan nilai-nilai luhur yang dapat memberikan kontribusi besar bagi perdamaian, peradaban, dan kesejahteraan umat manusia. .
Ia juga menegaskan, dengan pendekatan yang harmonis dan inklusif, Indonesia mempunyai peluang besar untuk memanfaatkan budaya sebagai kekuatan soft power. Hal ini mencakup upaya membangun hubungan internasional, memperkuat diplomasi budaya, dan memperluas pengaruh positif Indonesia di dunia internasional.
Dalam acara yang juga disiarkan langsung di YouTube tersebut, Mendikbud juga mengakui peran FIB Universitas Indonesia yang telah menjadi garda terdepan dalam penelitian, pelestarian, dan pengembangan kebudayaan Indonesia selama 85 tahun.
“HUT kali ini bukan sekedar perayaan perjalanan panjang, namun juga merupakan cerminan besarnya tanggung jawab yang kita emban bersama untuk memastikan kebudayaan menjadi pusat pembangunan nasional,” ujarnya.
Menteri Kebudayaan menutup sambutannya dengan menyerukan agar kebudayaan menjadi landasan dalam membangun masa depan yang lebih cerah, harmonis, dan bermartabat.
“Kebudayaan adalah jiwa bangsa, penjaga jati diri dan kekuatan yang mampu mempersatukan masyarakat. Menteri Kebudayaan mengatakan: “Dengan budaya kita tidak hanya belajar dari masa lalu, tapi juga membentuk masa depan.”
Selain pidato budaya yang disampaikan Menteri Kebudayaan, Guru Besar Sejarah FIB UI Prof. R. Tuty Nur Mutia, S.S., M.Hum.
Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan pidato bertajuk “Membangun Poros Maritim Dunia, Mewujudkan Sinergi dengan Inisiatif Belt Road di Era Jokowi.”
Dekan FIB UI Dr. turut ambil bagian dalam acara tersebut. Bondan Kanumoyoso, S.S., M.Hum., dalam rangka syukur atas perayaan Dies Natalis FIB UI ke-85.
Acara ini menjadi momentum untuk mempererat kerjasama dunia akademis dan pemerintah dalam pelestarian dan pengembangan kekayaan budaya nusantara.
Perayaan Dies Natalis ke-85 FIB UI juga diisi dengan berbagai acara kebudayaan seperti pameran seni rupa, diskusi budaya dan pertunjukan adat yang bertemakan “Kearifan Lokal dalam Dunia Maritim Nusantara”.
Leave a Reply