Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Pupuk Indonesia: Hasil pertanian meningkat dengan teknologi “PreciX”

Jakarta (Antara) – PT Pupuk Indonesia (Persero) menyatakan penerapan teknologi pertanian presisi bernama “PrecX” kembali berhasil meningkatkan produktivitas budidaya padi.

“Hasil positif tersebut terlihat pada kegiatan Panen Penelitian PRECX – AgroSolution di Desa Sukamandi, Kecamatan Sagalaherang, Kabupaten Subang,” ujar Wakil Presiden Lembaga Penelitian Pupuk Indonesia (IFRI) Pupuk Indonesia Geeta Bina Nugraha terkait keikutsertaan PRECX – Kegiatan Penelitian AgroSolution Harvest” di Subang, Jawa Barat pada hari Kamis.

Ia mengatakan, demplot di Sukmandi dikembangkan di lahan seluas 11,68 hektare. Panen menurut cara atau kebiasaan petani sebelumnya hanya menghasilkan 5,1 ton per hektar.

Namun, teknik pertanian presisi menghasilkan hasil 5,6 ton per hektar, atau peningkatan produktivitas sekitar 10 persen.

“Tujuan utama dari teknologi pertanian presisi ini adalah untuk mendukung program pemerintah dalam mempercepat pencapaian swasembada pangan di Indonesia,” ujarnya.

Dengan menerapkan pertanian presisi dalam program AgroSolution, Pupuk Indonesia bersama pemangku kepentingan terkait lainnya berupaya meningkatkan hasil panen sekaligus menciptakan ekosistem pertanian yang terintegrasi dan berkelanjutan.

“Dengan langkah ini, Pupuk Indonesia memberikan nilai tambah yang maksimal tidak hanya melalui peningkatan hasil panen, namun juga peningkatan pendapatan petani,” ujarnya.

Ia mengatakan, program AgroSolution merupakan ekosistem pertanian dari hulu hingga hilir, termasuk perbankan, lembaga asuransi, dan pedagang.

Hal ini memastikan pendapatan petani juga akan meningkat. Demplot ini meningkatkan pendapatan petani sekitar 11 persen.

“Dengan teknologi dan kolaborasi ini, petani tidak hanya mendapatkan hasil yang lebih tinggi, tapi juga keuntungan yang lebih tinggi. Jadi pemangku kepentingan juga punya peran untuk berkontribusi,” ujarnya.

Lembaga Penelitian Pupuk Indonesia (IFRI) SVP Pupuk Indonesia Gita Bina Nugraha (kanan) saat kegiatan tanaman PrecX Research – AgroSolution di Desa Sukamandi, Kecamatan Sagalaherang, Provinsi Subang, Jawa Barat, Kamis (24/10/2024). Humas Antare/HO-PT Pupuk Indonesia

Dijelaskannya, teknologi PrecX dikembangkan untuk mendeteksi kandungan atau status unsur hara N, P dan K pada tanaman padi.

Teknologi menggunakan drone dapat membuat rekomendasi pupuk dengan cepat dan akurat. Dalam implementasinya, teknologi ini mendukung layanan Soil Testing Car (MUT) yang juga mendukung pertanian Makmur/AgroSolution.

“PreCX mengukur kebutuhan unsur hara tanaman, sedangkan MUT mengukur jumlah unsur hara dalam tanah,” ujarnya.

Di Sukamunda, Gita Jari, Pupuk Indonesia, juga menggunakan teknologi pertanian presisi untuk memetakan lahan seluas 592 hektar. Pupuk yang dianjurkan per hektar adalah NPK 373 kg, Urea 189,61 kg, dan KCl 64,53 kg.

“Sebagai perbandingan, petani biasa menggunakan pupuk NPK 300 kg, urea 200 kg, dan KCl 100 kg,” ujarnya.

Dikatakannya, pengembangan teknologi pertanian presisi ini dimulai dari arahan Kementerian BUMN RI, diharapkan adanya kerjasama unit penelitian di klaster pangan dan pupuk yang kemudian dipaparkan di Balai Penelitian Pangan dan Pupuk. Indonesia. (IFRI).

Anggotanya adalah IFRI Pupuk Indonesia, Balai Penelitian Pangan RNI (RFRI) dan Balai Penelitian Pangan Bulog (BFRI),” ujarnya.

Pupuk Indonesia bersama anggota holding pada tahun 2024 melakukan penelitian pertanian presisi dengan produk berbeda di berbagai lokasi di Indonesia. Penelitian dilakukan di 46 titik percontohan (demplot) yang tersebar di 12 provinsi.

Komoditas yang diteliti tidak hanya beras, tapi juga kelapa sawit, tebu, dan jagung, katanya.

Dari total survei tersebut, Pupuk Indonesia telah menyiapkan demplot pertanian presisi di lahan seluas 8.265 hektar dan memetakan lahan seluas 252.647 hektar. Hasil penelitian tersebut menghasilkan peningkatan produktivitas sekitar 13,5 persen.

Geeta berkata, “Kami berharap pola pertanian ini digunakan secara berkelanjutan, selain untuk mencapai produktivitas pertanian, untuk membantu lahan mendukung hasil pertanian berkelanjutan tidak hanya untuk generasi saat ini, tetapi juga untuk generasi setelah kita. “

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *