Jakarta (Antara) – Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa mengatakan, pengakuan Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh UNESCO telah mengungkap kepada dunia kekayaan budaya Indonesia.
“Kami mengapresiasi dan merasa sangat bangga Reog Ponorogo bisa bergabung dengan UNESCO. “Ini semakin menambah keyakinan kami bahwa kita memang kaya akan budaya,” kata Nee Luh saat ditemui Antara usai kunjungan pra-Rakornya ke Jakarta, Kamis.
Ni Luh mengatakan selain Reog Ponorogo, masih ada budaya, tradisi, dan kesenian Indonesia lainnya yang bisa masuk UNESCO.
“Menteri Kebudayaan (Zona Fadli) juga menyampaikan akan terus mempromosikan lebih banyak lagi warisan budaya takbenda,” ujarnya.
Sementara terkait rencana pengembangan pariwisata di Ponorogo, Jawa Timur, Kemenpar berkomitmen mengembangkan seluruh destinasi wisata di sana. Hal ini juga berlaku untuk destinasi di wilayah lain.
“Kalau pengembangan destinasi pariwisata, kami terus berupaya mengembangkan semua bidang, jadi saya kira itu sudah menjadi komitmen bersama semua orang,” ujarnya.
Vincencio Jemadu, Produk Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenparekraf, mengatakan Reog Ponorogo mempunyai kharisma tersendiri sehingga layak masuk dalam salah satu Karisma Nusantara 2025.
“Juga terkait Reog Ponrog saya adakan rapat paripurna untuk mengetahui kejadian Karismatik Nusantara. “Kami melihat Reog Ponorogo merupakan budaya yang sangat memiliki kharisma,” ujarnya.
Ni Med Ayu Marthini, Asisten Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, juga mengatakan, saat ini jumlah orang yang mencari informasi tentang Indonesia di seluruh dunia telah mencapai sekitar 968 juta orang.
Banyak hal yang dicari di internet antara lain kejadian menarik, tempat indah dan bersih. Dengan memanfaatkan digitalisasi yang berkembang pesat, seluruh masyarakat Indonesia dapat menghadirkan budaya sebagai salah satu daya tarik industri pariwisata Indonesia.
“Kami ingin menginspirasi masyarakat. Sebelumnya Reog belum mengenal Ponorogo, ternyata setelah mendapat pengakuan dari UNESCO, dia mengambil hikmahnya dan ingin datang. Ini hal kecil tentang digitalisasi,” kata Made.
Dalam kesempatan itu, MED juga menekankan bahwa pengembangan destinasi wisata saat ini fokus pada kualitas dan keberlanjutan.
“Memang solid, kita memberikan kualitas dan pengalaman. Jadi kita yakin kalau dia datang, dia akan bertahan lama di Indonesia. Awalnya mungkin seminggu,” kata Made. Tapi setelah melihat Indonesia, kita jadi sadar bahwa Indonesia ini besar sekali, ada 38 provinsi, mungkin butuh waktu dua bulan untuk sampai ke sini, ini yang kita inginkan.”
Reog Ponorogo secara resmi masuk dalam Daftar Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) UNESCO dalam kategori perlu segera dijaga pada sidang ke-19 Komite Antar Pemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Tak Benda yang diselenggarakan di Asuncion, Paraguay pada bulan Desember. 3 Agustus 2024.
Menteri Fadli Zon menegaskan, prasasti Reog Ponrog sebagai warisan budaya tak benda UNESCO yang perlu segera dilindungi merupakan momen penting bagi Indonesia dalam melestarikan seni dan budaya tradisional yang mencerminkan nilai-nilai lokal dan berakar kuat pada semangat gotong royong. .
“Pemerintah Indonesia bersama masyarakat setempat telah melakukan banyak upaya untuk melestarikan, mendokumentasikan, mempromosikan Reog Ponoroga dan mengintegrasikannya ke dalam pendidikan formal, informal, dan nonformal. Kami komunitas seni sebagai pemelihara utama. Kami juga terus memperkuat warisan budaya ini,” kata Fadli Zon.
Leave a Reply