JENEWA (ANTARA) – Wakil Tetap Lebanon untuk PBB di Jenewa, Salim Baddoura, dalam wawancara dengan RIA Novosti, mengatakan banyak opsi penyelesaian konflik di Lebanon telah dibahas, namun Israel tampaknya belum siap berkompromi untuk tidak ikut serta.
“Ada kegiatan diplomatik yang melibatkan berbagai pemimpin politik dan perwakilan diplomatik karena ada kekhawatiran nyata mengenai kerusakan dan korban sipil, serta potensi meluasnya perang,” kata Salim.
“Banyak pilihan sedang dibahas, dan kami melakukan upaya diplomasi secara terbuka dan konstruktif. Namun, Israel tampaknya tidak mau berkompromi saat ini. Mereka menyebarkan serangan ke mana-mana dan mengabaikan kewajiban internasional mereka, terutama terhadap rakyat Palestina. kematian dan kehancuran ini tidak bisa berlangsung selamanya,” lanjutnya.
Israel telah melancarkan operasi darat di Lebanon selatan sejak 1 Oktober dengan kedok menargetkan pasukan Hizbullah, dan melanjutkan serangan udara di negara tetangga tersebut.
Sekitar 2.600 orang terbunuh, termasuk para pemimpin Hizbullah, dan lebih dari satu juta orang menjadi pengungsi.
Meski mengalami kerugian, termasuk markas komandonya, Hizbullah terus melakukan perlawanan di darat dan tidak berhenti menembakkan roket ke wilayah Israel.
Israel mengatakan tujuan utama serangan terhadap Lebanon adalah untuk memfasilitasi kembalinya 60.000 penduduk wilayah utara, yang dievakuasi setahun lalu setelah pemboman Hizbullah untuk mendukung gerakan Palestina Hamas.
Sumber: Sputnik
Leave a Reply