JAKARTA (ANTARA) – Pemerintah Kota Jakarta Pusat (Pemkot Jakpus) melakukan sosialisasi rutin mingguan kepada masyarakat untuk mencegah jentik nyamuk penyebab peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) di awal musim hujan. Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Chaidir mengatakan, “Setiap minggu kita bersinergi di setiap daerah. Artinya kita mengenal lingkungan yang bersih. Oleh karena itu, kita bersinergi mulai dari tingkat RT dan RW untuk mencegah penyakit DBD.” Rabu, Jakarta.
Sosialisasi kepada masyarakat ini merupakan bagian dari upaya mengatasi perkiraan 1.000 kasus demam berdarah di wilayah tersebut pada awal September 2024.
Dalam pengabdian masyarakat ini, Chaidir mengatakan saluran air diperiksa agar tidak tersumbat sehingga menimbulkan genangan atau banjir.
“Karena ketika air meluap akan muncul jentik-jentik nyamuk dan perhatikan baik-baik serta periksa apakah airnya lancar dan mengalir, dapat mencegah penyakit DBD. Itu jentik nyamuk demam berdarah,” kata Chaidir. BACA JUGA: Tren kasus DBD di Jakarta Barat terus menurun. Oleh karena itu, Chaidir mengimbau masyarakat Jakarta Pusat untuk mengutamakan kebersihan lingkungan dan menyatukan kegiatan sosialisasi masyarakat setiap minggunya.
Sementara itu, dalam kontak terpisah dengan Direktur Pelayanan Kesehatan Jakarta Pusat Rismasari, ia meminta masyarakat menerapkan 3M Plus Pengendalian Sarang Nyamuk (PSN) di setiap rumah untuk mencegah penyakit demam berdarah. “3M Plus meliputi pengurasan, penutupan, penguburan, dan pemindahan alat pemantau jentik atau relawan pemantau jentik (jumantik) secara terus menerus dari satu rumah ke rumah lainnya,” kata Risma.
Selain itu, menurut Risma, pembuangan sampah sembarangan yang dilakukan masyarakat terutama saat musim hujan juga menjadi penyebab stunting berkepanjangan. Sampah dan lingkungan yang kotor dapat menyebabkan munculnya lalat yang menyebabkan diare. Saat bayi mengalami diare, tubuh berhenti menyerap makanan. BACA JUGA: Saat Musim Hujan, Pemkot Jakpus Ingatkan Warga Tentang PSN Cegah Demam Berdarah. Pertumbuhan bayi melambat, hal ini tentu menjadi salah satu kemungkinan yang bisa menyebabkan stunting dalam jangka panjang, kata Risma. Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat menyebutkan, sepanjang Januari hingga 5 September 2024, kasus DBD di Jakarta Pusat tercatat sebanyak 1.125 orang dan kematian sebanyak lima orang di Kemayoran, Johar Baru, dan Tanah Abang. Kasus terbanyak terjadi di Provinsi Kemayoran sebanyak 301 kasus, disusul Dzhohar Baru (192), Sempaka Putih (164), Thana Abang (117), Sawa Besar (115), Menteng (115) dan Sennen (96, Gambhir). ). (25 kasus), dll.
Leave a Reply