Jakarta (ANTARA) – Mera Anastasia debut sebagai sutradara dan penulis skenario dengan film “Cinta Tak Seindah Korean Drama” atau “CTSDK” yang mengangkat tema cinta segitiga yang tidak biasa dan akan tayang pertama kali di bioskop mulai Desember. 5 Agustus 2024 Kamis (28 November) di Epicentrum, Jakarta Selatan. Film “CTSDK” bercerita tentang perjalanan tiga sahabat bernama Dea (Lutesha), Kikan (Dea Panendra) dan Tara (Anya Geraldine) ke Seoul, Korea Selatan, yang merencanakan perjalanan kejutan untuk merayakan ulang tahun pacarnya Dia “CTSDK ” (ANTARA/HO-YouTube Cinema 21) Tiga sahabat dari latar belakang berbeda melakukan perjalanan keliling Seoul bersama. Kota yang selalu mereka impikan. Mereka berlibur ke banyak lokasi terkenal, mencari makan, berbelanja, dan lainnya.
Suatu saat, Dea bertemu dengan seorang pria yang belajar di sekolah tersebut, Julian (Jerome Kernia). Pertemuan tak terduga itu semakin mendekatkan Dea dan Julian. Hal ini menyebabkan Dia meragukan perasaannya terhadap Bimo.
Di sisi lain, Dea dan kedua temannya harus berjuang karena masalah yang mereka hadapi di Seoul. Mereka berpisah sejenak saat semua orang sudah tenang.
Akankah Dia memahami isi hatinya dengan baik? Bagaimana persahabatan mereka akan berlanjut setelah pertarungan?
Realitas vs. ekspektasi
Sesuai dengan namanya, Cinta Tak Seindah Drama Korea ini mengangkat kisah romantis sepasang kekasih layaknya drama Korea lainnya. Dalam drama Korea yang ditonton sebagian masyarakat Indonesia, terdapat banyak ciri khusus pada setiap karakternya. Cuplikan film “CTSDK” (ANTARA/HO-YouTube Cinema 21) misalnya, tokoh laki-laki digambarkan sebagai “bendera hijau” dan ceritanya romantis atau romantis tentang anak-anak. Dari keluarga kaya dan anak dari keluarga biasa Rasanya cukup familiar bukan?
Namun, Meira dengan cerdik merangkum klise ini dengan beberapa alur cerita. dan dapat mendorong pemirsa untuk bertanya. Ini dimulai dengan hubungan antara seorang pria dan seorang wanita. Wanita dewasa lajang dengan cerita berbeda ini sangat dekat dengan realita kehidupan.
Menariknya, Meira menghadirkan cerita yang cukup berat dan mendalam jika dibahas. Tapi itu terkandung dalam adegan yang relatif cerah. Bahkan tak jarang percakapan atau situasi spontan di “CTSDK” membuat pemirsa tertawa.
“CTSDK” jelas menghadirkan kisah yang menangkap lebih dari sekadar manisnya hubungan romantis. Tapi juga realitas hubungan tersebut. Memang benar cinta tak seindah yang ditampilkan di layar kaca, termasuk drama Korea.
Dua wilayah metropolitan di negara berbeda
Daya tarik lain dari film ini adalah sinematografi indah yang menampilkan keindahan Seoul di Korea Selatan dan tipikal wilayah Jakarta di Indonesia.
Kedua cerita tersebut terjadi di dua kota besar. Namun ada sudut pandang yang berbeda. Hal ini memberikan sedikit wawasan kepada pemirsa mengenai fakta bahwa Jakarta bukan hanya tentang kemacetan lalu lintas. Begitu pula, Soul tidak selalu menghadirkan kisah romantis. Potongan gambar film “CTSDK” (ANTARA/HO-YouTube Cinema 21) Meira mengatakan dirinya dan tim produksi sengaja menampilkan keindahan Seoul. Untuk memungkinkan pemirsa yang tidak memiliki kesempatan pergi ke sana untuk melakukan “pariwisata” singkat sambil menonton “CTSDK”, pemirsa dibenamkan dalam keindahan Seoul dan hiruk pikuk kota metropolitan mirip Jakarta.
Ada banyak tempat wisata populer di “CTSDK” seperti Menara Namsan, Gedung Tua Musik BigHit, dll. Pemain juga akan melakukan percakapan dalam bahasa Korea, seperti saat karakter Julian berbicara dengan penduduk setempat. Atau saat karakter Kikan memesan makanan di stand tenda.
Jangan lupakan adegan manis saat para karakter berinteraksi di sebuah desa di pinggiran Jakarta. Selain bangunan berornamen yang ditampilkan di banyak film, “CTSDK” juga mengeksplorasi suasana desa yang hangat dan bersahabat.
Sebenarnya banyak film yang menawarkan hal serupa, namun “CTSDK” menawarkan sesuatu yang berbeda. Topik fotografi, masa sekolah, dan cinta pada pandangan pertama secara umum menjadi topik yang menarik jika datang ke Jakarta.
Bagi penonton yang bosan dengan film-film tentang Jakarta dan kemewahannya, “CTSDK” bisa menjadi penangkal dominasi elite Jakarta. Pemirsa akan melihat bahwa bahkan orang normal pun memiliki kisah hidup menarik yang sayangnya diabaikan.
Pelajari arti cinta
“Cinta” adalah tema yang sepertinya hilang dari setiap film, drama atau lagu tanpa tema cinta. Kebanyakan produser film tidak berani mengambil proyek.
Seperti “CTSDK”, ini tentang hal yang sama: cinta. Namun, ada baiknya penonton tidak berasumsi bahwa film ini akan sama seperti film lainnya. Cuplikan film “CTSDK” (ANTARA/HO-YouTube Cinema 21) Seperti yang sudah dijelaskan, Meira dan timnya berhasil menyuguhkan cerita unik dengan plot twist yang dinilai sukses. Pemirsa akan melihat bahwa cinta datang dalam berbagai bentuk. Salah satunya adalah cinta terhadap diri sendiri dan teman
Persahabatan manis Lutesha Dia Panendra dan Anya Geraldine menambah makna ‘CTSDK’. Melalui perannya, penonton belajar untuk menyayangi, menyayangi, dan mendukung orang-orang terdekatnya saat menghadapi kesulitan.
Support system yang dimiliki ketiga sahabat ini mengajarkan pemirsa untuk saling memahami. Tak hanya itu, rasa cinta terhadap diri sendiri yang akhirnya terekam dalam “CTSDK” juga bisa menjadi pembelajaran bagi pemirsa.
Secara keseluruhan, Mera dan para aktor berhasil menyajikan cerita yang menghibur penonton tanpa harus terlalu memikirkannya. “CTSDK” tidak hanya menghibur tetapi juga menyampaikan pesan mendalam tentang banyak hal. Dan itu akan menjadi pembelajaran yang berarti bagi penontonnya.
Kita nantikan film “Cinta Tak Seindah Drama Korea” atau “CTSDK” tayang di bioskop Indonesia mulai 5 Desember 2024.
Leave a Reply