Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Petani milenial Lumajang sukses kembangkan hidroponik sayuran

Lumayang, Jawa Timur (ANTARA) – Arif Hermawan asal Desa Kurahpetung, Kecamatan Kedunjajan, Kabupaten Lumayang, memulai usaha sayuran hidroponik pada tahun 2019 karena khawatir akan semakin menipisnya lahan pertanian.

Bermodal tak seberapa, yaitu Rp 1.500.000, ia mencoba menanam selada dengan menggunakan tanah dari sebidang tanah kecil milik neneknya.

Belajar bertani hidroponik secara otodidak, berbekal ilmu media sosial, ia mulai menanam sayuran dengan menggunakan botol bekas. Saat itu, usahanya gagal, yang ia jadikan insentif untuk melanjutkan studi.

Pemuda lulusan Ekonomi Syariah ini terus mencoba menanam sayuran dengan menggunakan hidroponik, namun upaya kedua kembali gagal, tidak menyurutkan semangatnya untuk terus mempelajari pertanian hidroponik. Sang istri tidak putus asa, apalagi didukung oleh istri tercinta.

Arif bukanlah seorang lulusan pertanian yang paham seluk beluk bertani, namun bertekad menjadi petani muda sukses, sehingga ia terus mencari ilmu dan belajar dari banyak sisi. Beliau mengikuti workshop, seminar dan pelatihan untuk meningkatkan ilmunya.

Kemudian ia kembali mencoba hidroponik dengan menggunakan lahan seluas 40 meter persegi di atas rumahnya (di atap) yang ia jadikan taman hidroponik.

Dengan kegigihan dan kesabaran, Arif terus berusaha mencangkok berbagai sayuran seperti selada, sawi, dan kol yang berlubang ratusan di pipa-pipa yang airnya mengalir.

Akhirnya sayuran tumbuh sehat dan subur di taman hidroponik atap rumah hingga panen tiba. Dia memilih sayuran segar dengan bijak. Namun, dia malu menjual hasil panen sayurannya yang melimpah.

Hasil panen pertama sayuran hidroponik akhirnya dibagikan secara gratis kepada tetangga dan kerabat untuk mendapatkan feedback dan masukan dari masyarakat setempat bahwa sayuran yang ditanam bebas pestisida dan sehat.

Banyak warga yang sangat senang dengan sayuran hidroponik tersebut dan responnya sangat positif sehingga Arif akhirnya belajar digital marketing dan promosi media sosial untuk menjual sayuran hidroponik tersebut.

Dalam sekali panen dan pemasangan 400 sumur, hasil sayur bisa mencapai 50 kilogram, dan banyak masyarakat yang memesan hasil pertaniannya sebelum panen, setelah berhasil direalisasikan secara digital, sehingga tidak ada lagi kesulitan dalam pemasaran.

Seiring berjalannya waktu, banyak pesanan sayuran hidroponik dari pelanggan dan ia pun kewalahan menerima pesanan. Arif memutuskan untuk memperluas areal taman hidroponiknya dengan membangun rumah kaca.

Hidroponik yang dimiliki Arif semakin berkembang sehingga pada awal tahun 2022 ia berencana membuka lahan baru sebanyak 4.400 lubang untuk menanam sayuran dengan sekali panen bisa mencapai 4-5 kuintal.

Kini usaha hidroponiknya fokus pada selada karena pangsa pasarnya cukup bagus dibandingkan sayuran lainnya dan harga selada berkisar antara INR 27.000 hingga 30.000 per kg. Dengan harga segini, omzetnya cukup bagus.

Berbekal pengalamannya dan kebun hidroponik, Arif akhirnya mendirikan Pusat Pertanian dan Swadaya Perdesaan (P4S) di Desa Kurahpetung, Wilayah Lumajang, Jawa Timur untuk menjawab tantangan terbesar dalam dunia pertanian, seperti terbatasnya lahan pertanian dan lahan. kurangnya pekarangan rumah.

Tidak hanya itu, pertanian hidroponik juga berkembang untuk memenuhi kebutuhan sayuran yang sehat dan berkualitas karena bebas pestisida dan diharapkan dapat berkelanjutan bagi generasi petani muda berikutnya.

“Tujuan kami memberikan edukasi kepada masyarakat melalui program pelatihan dan magang serta memberikan kontribusi nyata terhadap ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat melalui pekarangan rumah,” ujarnya saat berbicara kepada ANTARA.

Bisnis pertanian hidroponik yang dimiliki oleh lulusan Pesantren Kiai Syarifuddin ini terus berkembang, bahkan pembeli sayuran hidroponik tidak hanya berada di wilayah Lumajang saja namun juga luar negeri dan kini telah memiliki mitra di wilayah Prabaling dan Banyuwangi.

Ia berharap learning center yang dipimpinnya dapat menciptakan pertanian modern dan lebih baik bersama para petani dan komunitas milenial sehingga membantu mereka memperluas peluang sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Misi pihaknya juga mengembangkan kelompok dan komunitas petani milenial di industri pertanian untuk menciptakan pertanian yang lebih baik serta mendorong kolaborasi antara petani milenial dan masyarakat melalui pelatihan dan pendampingan.

Pertanian hidroponik yang dikembangkan Arif juga menjadi percontohan di desa-desa lain di Kecamatan Kedunjajang, Wilayah Lumajang, bekerja sama dengan tim PKK Kecamatan, sehingga lahan kosong tersebut bisa dimanfaatkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga.

Arif juga telah mengembangkan pertanian sayuran hidroponik bersama lulusan Pesantren Kiai Syarifudin dan memiliki sedikitnya tujuh bidang tanah yang terletak di beberapa wilayah berbeda, menghasilkan omzet sebesar 35 juta rupiah.

Panen hadiah

Kegigihan bercocok tanam hidroponik yang dilakukan petani berusia ribuan tahun di Desa Kurahpetung membuahkan hasil manis: Arif Hermawan telah meraih banyak penghargaan, di antaranya Juara Terfavorit Festival Nasional Santri Inafest 2023, meraih Top 10 Jatim One Product One. Penghargaan Pesantren (Opop), masuk dalam daftar 90 duta muda pertanian terbaik Kementerian Pertanian.

Selain itu, Arif juga dinobatkan sebagai pemuda pionir industri pangan tingkat kabupaten, Bazna R. Santripreneur Agribusiness Award. I., dan yang terbaru meraih Juara 1 Pengusaha Muda Berprestasi Kategori Pengusaha Agro Kementerian Pemuda dan Olahraga. yang disampaikan pada 28 Oktober 2024. File foto: Arif Hermawan meraih Juara 1. Calon wirausaha muda berprestasi kategori wirausaha agro dari Kementerian Pemuda dan Olahraga pada 28 Oktober 2024. (ANTARA/Dokumen Pribadi)

Arif mengaku sangat bersyukur bisa menjadi juara di kalangan wirausahawan muda berprestasi di Hari Janji Pemuda ini, yang tidak hanya menjadi prestasi pribadi namun juga bagi seluruh pemuda Lumayang yang sedang berusaha semaksimal mungkin dalam bertani hidroponik. kewiraswastaan.

Penghargaan tersebut juga menunjukkan pentingnya peran pemuda dalam pembangunan perekonomian nasional. Penghargaan tersebut juga menjadi bukti bahwa generasi muda mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap dunia usaha, sehingga diharapkan dapat mendorong lebih banyak generasi muda untuk terjun ke dunia usaha, menciptakan lapangan kerja dan berkontribusi terhadap perekonomian daerah.

Dengan usaha dan dedikasi, generasi muda juga dapat membuat perbedaan, dan pentingnya kreativitas dan inovasi dalam pengelolaan bisnis, karena setiap generasi muda memiliki potensi untuk sukses.

Prestasi yang diraih Arif juga menunjukkan bahwa dari desa pun, pemuda mampu bersaing dan sukses di tingkat nasional sehingga menginspirasi lebih banyak pemuda untuk aktif berwirausaha dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi lokal.

Kesuksesan Arif menjadi kebanggaan tidak hanya bagi keluarganya namun juga bagi masyarakat Lumayang, sehingga diharapkan jiwa wirausaha yang ditunjukkan pemuda desa ini dapat memotivasi generasi muda lainnya untuk aktif menciptakan peluang ekonomi dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. . hidup melalui bisnis.

Dengan adanya penghargaan ini, Arif berharap dapat menginspirasi lebih banyak generasi muda untuk terlibat dalam kewirausahaan dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

Terkait keterlibatan pemerintah daerah, Arif mengaku kerap berdiskusi dengan para penyuluh pertanian yang datang dan ditunjuk oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Lumajang untuk membantu agribisnis Arif dan masyarakatnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Lumajang Retna Wulan Andari mengatakan keberhasilan Arif bisa mendorong generasi milenial untuk tertarik pada sektor pertanian, mengingat potensi pertanian di Kota Pizang cukup besar dan merupakan kawasan pertanian. dimana sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani.

Pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi Lumayang, dengan kontribusi yang signifikan terhadap produk domestik bruto (PDB) daerah sebesar 32 persen, sehingga diharapkan petani milenial akan terus bermunculan.

Diakui Retna, lahan pertanian setiap tahunnya selalu berkurang akibat alih fungsi dan bencana, namun Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) Lumayang tidak berkurang karena lahan tersebut perlu dilindungi dan dikembangkan secara konsisten untuk menghasilkan pangan pokok.

Petani milenial diharapkan terus berevolusi mendukung ketahanan pangan melalui inovasi dan teknologi untuk mewujudkan aspirasi swasembada pangan dan kemandirian pangan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *