Jenewa (ANTARA) – Program Gabungan PBB untuk HIV dan AIDS (UNAIDS) mengumumkan dalam laporannya pada Selasa (26/11) bahwa penyakit terkait AIDS merenggut 630.000 nyawa tahun lalu, sementara 1,3 juta orang meninggal di seluruh dunia karena terinfeksi HIV.
Laporan Hari AIDS Sedunia tahun 2024 menekankan pentingnya “jalan yang benar untuk mengakhiri AIDS” dan menegaskan kembali komitmen global untuk menghilangkan AIDS sebagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat pada tahun 2030.
Menurut laporan tersebut, sekitar 39,9 juta orang di seluruh dunia hidup dengan HIV pada tahun 2023, meningkat 900.000 orang dibandingkan tahun 2022.
Meskipun ada kemajuan dalam pengobatan, 9,3 juta orang masih kekurangan akses terhadap pengobatan yang dapat menyelamatkan nyawa dan jumlah infeksi HIV baru meningkat di setidaknya 28 negara.
Orang-orang mengambil bagian dalam dimulainya setengah maraton Hari AIDS Sedunia di Nairobi, ibu kota Kenya, pada 30 Oktober 2024. (Xinhua/John Okoyo) Laporan ini menyoroti kesenjangan gender yang lebar di kalangan generasi muda. Tahun lalu, 570 perempuan muda berusia 15 hingga 24 tahun terinfeksi HIV setiap hari.
Di 22 negara di Afrika bagian timur dan selatan, perempuan pada kelompok usia ini tiga kali lebih mungkin hidup dengan HIV dibandingkan laki-laki.
Direktur Eksekutif UNAIDS Winnie Byanyima menekankan bahwa pelanggaran hak asasi manusia, termasuk hambatan terhadap pendidikan bagi perempuan muda dan impunitas terhadap kekerasan berbasis gender, masih menjadi hambatan bagi kemajuan dalam pemberantasan AIDS.
“Untuk melindungi kesehatan semua orang, kita harus melindungi hak setiap orang,” katanya.
Alexandra Calmy, kepala layanan perawatan HIV di Rumah Sakit Universitas Jenewa, menekankan pentingnya menyediakan pilihan terapi dan pencegahan inovatif yang dapat diakses secara luas.
Leave a Reply