Jakarta (ANTARA) – Pemerintah memastikan ketersediaan layanan bagi pengungsi letusan Gunung Levotobi Erkek dengan menyediakan puskesmas yang buka setiap hari bagi mereka yang membutuhkan layanan di segala aspek, termasuk kesehatan. .
Puskesmas Poslap Eputobi merupakan salah satu puskesmas yang sudah ada dan digunakan oleh para pengungsi untuk pemeriksaan kesehatan dimana 40 pasien dirawat.
“Ada 21 laki-laki dan 19 perempuan. Kami menunggu 24 jam sehari,” katanya.
Menurut Megan, keluhan yang paling banyak dikeluhkan pasien tertular adalah gangguan pernafasan seperti batuk, pilek, dan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).
Hal ini disebabkan oleh tersebarnya abu vulkanik akibat letusan gunung berapi, serta kondisi lingkungan yang buruk, cuaca yang buruk mulai dari panas terik hingga hujan deras.
Keluhan mereka paling banyak terkait ISPA dan influenza, kadang cuaca panas diperburuk kemudian hujan karena di wilayah tersebut sedang memasuki musim hujan, kata Mega.
Mega juga menjelaskan, Pos Kesehatan tidak hanya memberikan layanan medis ringan kepada pengungsi, namun juga memberikan layanan untuk merawat pasien dengan kondisi yang lebih kompleks sebelum menyerahkannya ke fasilitas layanan kesehatan yang lebih komprehensif seperti puskesmas atau rumah sakit terdekat.
Selain layanan kesehatan fisik, artikel ini juga memberikan layanan kesehatan bagi mereka yang mengalami luka pasca tertembak.
Pengunjung akan ke dokter, diberikan obat, dan bila perlu tes atau tes laboratorium akan dikirim ke Puskesma terdekat, kata Mega.
Untuk memastikan layanan kesehatan berfungsi dengan baik, posko tersebut juga menyediakan ambulans 24 jam untuk mengangkut pasien yang membutuhkan perawatan lebih lanjut.
Letusan Gunung Levotobi Laki pada 24 November 2024 pukul 20.00 WITA menewaskan 13.140 orang. Sebanyak 5.608 orang di antaranya mengungsi di kamp lapangan yang tersebar di enam tempat, sedangkan 7.534 lainnya mengungsi di rumah keluarga atau kerabatnya.
Leave a Reply