JAKARTA (ANTARA) – Menurut PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) atau PGE, energi panas bumi dapat menjadi tulang punggung pencapaian kecukupan energi sesuai rencana pemerintah.
Dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, CFO PGE Yurizki Rio menjelaskan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia tampaknya sudah bergerak menuju pencapaian tujuan transisi energinya.
Menurut dia, energi panas bumi memiliki faktor kapasitas yang tinggi sekitar 90-100 persen dan memberikan keamanan kepada konsumen sehingga paling cocok menjadi tumpuan transisi energi.
Pak Yurizki mengatakan ketika berbicara pada konferensi DETalk “Pembangunan sektor ketenagalistrikan untuk mencapai kecukupan energi di era ini”. Presentasi pemerintahan baru oleh energi dunia pada hari Selasa.
Menurut Yurizki, faktor lain yang bisa menjadikan panas bumi sebagai tulang punggung swasembada energi adalah optimalnya sambungan jaringan listrik PT PLN (Persero).
Pemanfaatan energi panas bumi akan berdampak langsung pada pengurangan penggunaan energi fosil atau minyak dan gas.
Ia mengatakan, penggunaan energi panas bumi sebesar 1 MWh setara dengan pengurangan penggunaan 1,87 barel setara minyak (BOE).
Sementara PGE merupakan pemain penting dalam pengembangan energi panas bumi di Indonesia. Perseroan saat ini memiliki kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) terbesar, dengan 13 wilayah kerja (WKP) dan total kapasitas terpasang sebesar 1.877 megawatt (MW), dimana 672 megawatt dioperasikan secara mandiri dan 1.205 megawatt dalam perjanjian kerja sama operasi. (JOC).
“Energi panas bumi merupakan sumber daya yang fundamental, tidak dapat disangkal bahwa energi panas bumi merupakan tulang punggung transisi energi, siap menggantikan bahan bakar fosil,” kata Yurizki.
PGE, lanjut Yurizki, optimistis akan menjadi penggerak utama pengembangan ekosistem panas bumi di Indonesia dengan kemampuan mengembangkan aset. Berdasarkan indikator tersebut, PGE saat ini memiliki kapasitas cadangan panas bumi terbukti sebesar 1,1 gigawatt (GW).
Selain itu, terdapat tambahan potensi cadangan berkapasitas 2,1 GW yang siap dieksploitasi.
Ditambahkannya: 3,1-3,2 GW, 75% berada di wilayah kita, berada di kawasan pengembangan Na bisa dipercepat.
Dalam 10 tahun ke depan, PGE juga berencana meningkatkan kapasitas terpasangnya secara signifikan. Misalnya pada tahun 2028, perseroan berencana menambah kapasitas terpasang PLTP menjadi 1 GW dari saat ini 672 MW.
Akan meningkat lagi menjadi 1,3 GW dua tahun kemudian atau pada tahun 2030. Sesuai perkiraan PGE, kapasitas terpasang PLTP akan meningkat menjadi 1,7 GW pada tahun 2035.
Untuk meningkatkan kapasitas tersebut, PGE akan menggunakan pendanaan internal perusahaan yang akan tersedia bahkan setelah penawaran umum perdana (IPO).
“Kita punya kekuatan finansial yang kuat sebesar 650 juta dolar AS, 60 persen IPO, 40 persen dana operasional, ini peluang besar untuk tambahan pendanaan jika diperlukan dukungan,” kata Yurizki.
Sementara itu, Koordinator Perencanaan Usaha Industri Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Industri Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bapak Faldolly Ardin mengatakan, mendukung pemanfaatan listrik panas bumi merupakan hal yang penting.
Untuk itu, pemerintah telah menyiapkan rencana pengadaan supergrid sebagai kunci transisi energi.
“Dengan membangun supergrid, investasi pada pembangkit EBT (energi terbarukan) menjadi lebih menarik (karena lokasinya seringkali jauh dari permintaan),” kata Faldolly.
Sementara itu, Wakil Presiden Perencanaan Sistem Energi PLN Warsono mengatakan PLN telah mengembangkan Accelerated Renewable Energy Development (ARED) yang mencakup pengembangan supergrid.
Dengan penerapan ARED, tujuannya adalah mempercepat penyediaan EBT 75 persen lebih cepat dari biasanya.
“Ini bisa menjadi solusi atas ketidaksesuaian antara potensi EBT dan pusat kebutuhan listrik,” kata Warsono.
Indonesia diakui sebagai negara dengan cadangan panas bumi terbesar kedua di dunia. Namun jika disalahgunakan, total sumber daya panas bumi 24 GW, hanya 2,4 GW, yaitu. Sekitar 10 persen, digunakan.
Leave a Reply