JAKARTA (ANTARA) – Pendiri Yayasan Dian Sastrowardoyo Dian Sastrowardoyo menyoroti persoalan ketimpangan pendidikan dan kesejahteraan ekonomi di Indonesia dan mengimbau masyarakat tidak hanya mengadopsi standar global tetapi juga mempelajari nilai-nilai lokal. Kebijaksanaan bangsa.
“Bagaimana kita bisa membantu menyelesaikan permasalahan kita, bagaimana perekonomian ini, kemakmuran ini, tidak hanya terjadi di kota-kota besar, tapi sebenarnya terjadi lebih merata di 3Q,” kata aktor Diane Sastrovardoio dalam acara Women’s Role Women’s 2024 Innovation Demonstration Day. . Di Era Digitalisasi dan Kecerdasan Buatan’ di Jakarta pada Selasa.
Ia menekankan pentingnya kontribusi nyata dalam menyelesaikan masalah kesenjangan, baik melalui akses pendidikan maupun penguatan nilai-nilai lokal.
Dalam refleksinya, Dian membahas dampak globalisasi yang mengubah orientasi masyarakat Dunia Ketiga, termasuk Indonesia.
“Kami menilai diri kami berdasarkan standar dunia pertama, pendidikan tinggi, keterampilan bahasa, dan berbagai kompetensi. Tapi, kekayaan dan kemakmuran kita tidak sama dengan mereka. “Ini jelas tidak adil,” katanya.
Namun Dian mengingatkan, Indonesia memiliki kearifan lokal yang tidak dimiliki negara maju.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia mempunyai hubungan yang lebih erat dengan alam.
Menurut Dian, nilai-nilai tersebut harus dilestarikan dan bahkan bisa menjadi pembelajaran bagi negara-negara dunia pertama yang jauh dari keharmonisan lingkungan hidup.
“Di zaman di mana kita menghadapi tantangan keberlanjutan, perubahan iklim, dan permasalahan lingkungan lainnya, kita harus beralih ke kearifan lokal. “Kebijaksanaan ini mengajarkan kita untuk hidup selaras dengan alam, yang tidak bisa diajarkan oleh standar dunia,” kata Dian.
Oleh karena itu, ia berharap upaya pemerataan akses pendidikan dan penguatan budaya lokal dapat berjalan beriringan.
Beliau menekankan pentingnya mencapai keseimbangan antara mengajarkan standar global dan menjaga identitas nasional.
Leave a Reply