Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Antisipasi tawuran, orang tua diminta memperketat pengawasan anaknya

Jakarta (ANTARA) – Kapolda Metro Jaya Irjen Karioto meminta orang tua lebih ketat mengawasi anaknya agar tidak melakukan aktivitas negatif, termasuk tawuran. Karioto terungkap dalam acara Ngopi Kamtibmas di depan Posko RW 17 Ruko 1000 Satkamling, Cengkareng Barat, Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu malam. Soal tawuran dan pergaulan antar remaja, Kapolri mengingatkan para orang tua tentang kasus tujuh anak yang tewas usai terjun ke Sungai Bekasi, Jatiasi, Kota Bekasi, Jawa Barat, 21 September 2024. Karioto menyebutkan beberapa poin yang perlu dievaluasi oleh masyarakat, khususnya remaja dan lanjut usia. Tes forensik membuktikan sejumlah korban pernah mengonsumsi alkohol sebelum kejadian. “Dari pemeriksaan forensik, mengandung alkohol,” ujarnya.

Caryoto mengatakan, korban perkelahian pada Sabtu (21/9) itu tampak dalam keadaan mabuk. Baca juga: Soal 7 Jenazah di Bekasi, Polisi: Tidak Ada Pelanggaran Kode Etik. Akibatnya, korban panik dan berusaha melarikan diri saat polisi membubarkan diri, lalu terjun ke sungai Bekasi.

Jadi saat petugas datang, dia ada di sana dengan membawa tombak dan panik. Kalau malam, kalau ada yang mabuk atau kebingungan pasti lari ke depan, tapi yang jelas lari ke belakang, ujarnya , dan sungainya cukup dalam, agak dalam. Kepanikan itulah yang menyebabkan kematiannya. Tujuh orang tewas,” kata Carioto. Karioto menyayangkan perilaku remaja yang rawan tawuran. “Hanya karena ada tantangan di media sosial, maka jawabannya, ‘Ayo ketemu di mana, ayo ketemu di mana,’” ujarnya.

Mungkin mereka berdua sedang memberanikan diri untuk meningkatkan obat-obatan. “Jadi bagaimana akhirnya? Tavur. Ibarat main-main, tapi mati banget,” ujarnya. Baca juga: Kasus Tujuh Jenazah di Kompolnas Bekasi: Ada Kode ‘Partai’, Karyoto Keprihatinan atas Peristiwa Itu dan Minta Semua Lapisan Masyarakat mempertimbangkannya insiden tersebut. “Kami dapat menghargai bahwa kami prihatin. Kami menyayangkan anak-anak kami, saudara-saudara kami yang masih relatif muda, menjadi korban,” ujarnya. Menurutnya, setiap bulannya selalu terjadi beberapa perkelahian di Pold Metro Jaya. Kalau saya catat, setiap bulannya mungkin ada lebih dari tiga kejadian (di wilayah hukum Polda Metro Jaya), kata Karioto. Karioto kembali mengingatkan tentang pengawasan orang tua terhadap anaknya. Orang tua harus memperketat pengawasan terhadap anak-anaknya.

“Dia merasa kasihan pada orang tua yang anaknya ‘hilang’.” Namun ia lebih menyesal ketika tidak mengasuh anak-anaknya. Itu adalah perkelahian yang berujung pada kematian seseorang atau nyawanya sendiri,” kata Caryoto.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *