JAKARTA (ANTARA) – Kepala Klinik Diabetes RS Fatmawati dr. Ida Ayu Made Kshanti Sp.PD, KEMD mengatakan, pengobatan pasien diabetes saat ini sebaiknya tidak hanya fokus pada penurunan gula darah saja, tapi juga mengatasi masalah lainnya.
“Sekarang tujuan penatalaksanaan diabetes berubah menjadi tidak hanya fokus pada diabetes tetapi juga mencegah komplikasi terutama komplikasi jantung, serta meningkatkan metabolisme diabetes, berat badan dan obesitas,” ujar Aida saat memaparkan isu penatalaksanaan diabetes. RS IMERI FKUI Jakarta, Jumat.
Kini, kata Ida, pasien diabetes tidak hanya harus berobat untuk menurunkan gula darahnya, tapi juga harus melakukan pengkajian atau pengumpulan informasi secara komprehensif agar pengobatannya menjadi lebih nikmat.
Catatan ini mencakup pendidikan diabetes untuk pasien mandiri, aktivitas fisik atau olahraga yang tepat untuk dilakukan, pengambilan keputusan tentang rencana makan, pengobatan, dan pemeriksaan diri untuk diabetes.
“Pedoman baru untuk penilaian pasien yang lebih mendalam meliputi aktivitas fisik, pola makan, pengobatan, perencanaan untuk menentukan pendidikan pasien mana yang sesuai dengan pola PDB (diabetes puasa), sehingga tidak ada pengobatan yang universal. .Semuanya,” jelasnya.
Penilaian mencakup apakah pasien berisiko terkena ASCVD atau Penyakit Kardiovaskular Aterosklerotik, yang dapat menyebabkan serangan jantung yang dapat disebabkan oleh diabetes. Selain itu, pasien juga diperiksa untuk mengetahui adanya masalah yang mempengaruhi ginjal, hipoglikemia, dan pembuluh darah seperti mata dan jantung.
Mulai dari pengendalian tekanan darah, diabetes, berat badan, aktivitas fisik, hingga gaya hidup pasien, kata Ida, informasi tersebut dapat membantu menentukan tujuan pengobatan apa yang sesuai dengan kondisi pasien dan penyakit penyertanya.
“Atau Anda perlu terlibat dalam disiplin lain atau pergi ke psikolog perilaku,” tambahnya.
Obat diabetes oral seperti metformin, diabetes tipe 2 SGLT2, harus dipertimbangkan karena kemanjuran dan efeknya dalam menurunkan gula darah pada penderita diabetes serta memastikan aman untuk jantung dan ginjal.
Tes ini juga dilakukan untuk mengurangi risiko kematian akibat komplikasi jantung termasuk jantung dan ginjal.
Aida mengatakan, penanganan pasien diabetes tidak hanya dilakukan oleh dokter atau penyakit dalam saja, namun perlu adanya dukungan dari pihak lain untuk menangani peningkatan diabetes di Indonesia.
Leave a Reply