Moskow (ANTARA) – Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada Kamis (14/11) mengatakan Korea Selatan siap meningkatkan dukungan terhadap Ukraina jika kerja sama militer antara Rusia dan Korea Utara terus berlanjut, termasuk dugaan keterlibatan tentara Korea Utara dalam perang tersebut. di Ukraina. .
“Jika (Rusia dan Korea Utara) tidak menghentikan ‘petualangan militer’ mereka yang berbahaya, kami siap mengambil tindakan yang tepat, termasuk memperkuat dukungan untuk Ukraina bersama sekutu dan negara-negara yang berpikiran sama,” kata Yoon.
Tuduhan bahwa Pyongyang mengirim pasukan untuk bergabung dengan Rusia dalam perang di Ukraina “merupakan ancaman serius, tidak hanya terhadap keamanan Eropa, namun juga keamanan global,” katanya kepada kantor berita EFE.
Wakil juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel, mengatakan pada Selasa (12/11) bahwa sebagian besar dari 10.000 tentara Korea Utara yang dikirim ke Rusia kini bertempur bersama pasukan Rusia di Kursk.
Pada bulan Oktober, Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Yong-hyun mengklaim bahwa Korea Utara diduga mengirim pasukan untuk membantu Rusia melakukan operasi militer khusus di Ukraina.
Gedung Putih — kantor kepresidenan Amerika Serikat — dan NATO (Organisasi Perjanjian Atlantik Utara) mengatakan dalam pernyataan terpisah bahwa mereka tidak dapat mengkonfirmasi klaim ini.
Perwakilan Korea Utara di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membantah kejahatan tersebut.
Awal pekan ini, Rusia dan Korea Utara menandatangani Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif.
Menurut Pasal 4 perjanjian tersebut, jika salah satu pihak dari suatu negara atau sekelompok negara menghadapi serangan bersenjata dan sedang berkonflik, pihak lain harus segera memberikan bantuan militer.
Pihak-pihak lain tersebut juga harus memberikan bantuan lain dengan segala cara sesuai dengan Pasal 51 Piagam PBB dan hukum Rusia dan Korea Utara.
Sumber: Sputnik-OANA
Ibu
Korea Selatan mengundang 3.000 tentara Korea Utara ke Rusia untuk berperang melawan Ukraina
Leave a Reply