JAKARTA (ANTARA) – Ekonom Bright Institute Awalil Rizki menilai Presiden Pravo Subianto perlu melakukan reformasi struktural untuk stabilitas perekonomian jangka panjang.
Usulannya menanggapi laporan terbaru Dana Moneter Internasional (IMF) yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan stabil di angka 5,1 persen pada masa pemerintahan Pravo. Angka ini jauh di bawah target Pravo yang menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen
Reformasi struktural diperlukan untuk memperkuat stabilitas perekonomian Indonesia, katanya dalam webinar di Jakarta, Selasa.
Laporan World Economic Outlook (WEO) IMF bulan Oktober 2024 membahas tentang prospek perekonomian, inflasi, transaksi berjalan, investasi, dan tingkat pengangguran di Indonesia.
Meskipun inflasi diperkirakan akan tetap stabil, IMF mencatat bahwa pengangguran masih relatif tinggi dan investasi belum meningkat secara signifikan.
Oleh karena itu, Awalil menyarankan adanya reformasi di Provo, khususnya kebijakan sektor riil untuk mendorong investasi dan produktivitas tenaga kerja.
“Menurut saya, jangan mengejar 8%, tapi kualitas pertumbuhan ekonomi “Jika pemerintahan Provo dapat mencapai tingkat pertumbuhan rata-rata 1 persen, yang merupakan kualitas yang sangat tinggi, maka kita dapat membicarakan 1 persen sebagai prioritas kedua,” katanya.
Senada dengan Awalil, Ekonom Tuku Rifqi dari Lembaga Penelitian dan Masyarakat Ekonomi (LPEM) FEB UI menilai Pravo Subianto merupakan salah satu tugas perumahan pemerintah yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi.
Perbaikan kelembagaan dapat merangsang produktivitas dan menciptakan lapangan kerja, lanjutnya Hal ini diyakini bisa mendongkrak kinerja keuangan hingga mencapai pertumbuhan 1 persen
Di sisi lain, pemerintah juga perlu fokus pada rasio pajak dan kualitas belanja. Dengan mendorong kedua hal tersebut disinyalir dampak pertumbuhan ekonomi akan positif
Leave a Reply