JAKARTA (ANTARA) – Kecerdasan buatan (AI) harus dianggap sebagai alat untuk membantu menciptakan konten berita yang beragam dan bukan sebagai faktor utama, menurut jurnalis Artyom Chibarov dari kantor berita Sputnik.
“Penting untuk diingat bahwa kecerdasan buatan adalah sebuah alat dan bukan fundamental,” katanya pada hari Senin dalam lokakarya tentang pro dan kontra penggunaan AI dalam konten berita, yang diselenggarakan oleh kantor berita OKI bekerja sama dengan Sputnik.
Menurutnya, konten berita yang dihasilkan oleh AI menggunakan algoritma dan teknik pembelajaran berbasis mesin harus berada di bawah pengawasan dan kendali manusia.
Oleh karena itu, Chibarov menekankan pentingnya setiap negara menerapkan aturan dan pembatasan saat menggunakan AI dalam industri media.
“Secara keseluruhan, masalah pembatasan konten yang dihasilkan AI adalah hal yang unik dan unik di setiap negara dan pemerintahan,” katanya.
Pernyataan Chibarov yang mengaku sering menggunakan AI dalam pekerjaannya sehari-hari sebagai jurnalis, juga menjawab kekhawatiran banyak pihak terhadap keberadaan AI yang diyakininya bisa menggantikan banyak pekerja di bidang media.
Menurutnya, teknologi AI sebenarnya menawarkan ruang lingkup kreativitas dan adaptasi ide-ide baru yang sangat besar dalam metode kerja di industri media.
Contoh yang ia sebutkan adalah terciptanya pembaca berita yang didukung AI, atau presenter berita yang mendigitalkan dirinya dalam bentuk AI.
“Sejumlah besar konten baru dan cara-cara baru untuk menyajikan konten ini, jika digunakan dengan benar, tidak hanya akan membuat berita lebih menarik bagi audiens, pembaca, dan pengikut (media sosial) Anda, tetapi juga akan membantu meningkatkan jumlah audiens Anda. . “Ini adalah media baru yang inovatif,” kata Chibarov.
Lokakarya “Kelebihan dan Kerugian Kecerdasan Buatan dalam Pembuatan Konten Berita” bertujuan untuk menyoroti pentingnya keunggulan AI, serta bagaimana AI saat ini digunakan oleh jurnalis.
“Kecerdasan buatan harus dianut oleh mereka yang bekerja di media dan pers sehingga kita dapat menggunakan kecerdasan buatan dalam pekerjaan dan prosedur kita, tetapi juga dalam cara kita berperilaku sebagai jurnalis,” kata Direktur Jenderal Kantor Berita OKI. Muhammad bin Abdurabbuh al-Yami, dalam sambutannya.
Leave a Reply