Jakarta (ANTARA) – Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fertilitas, Endokrinologi dan Reproduksi, Dr. Shanty Olivia S.J Sp.OG Subsp F.E.R mengatakan ada beberapa faktor yang menunjukkan kapan seorang pria dan seorang wanita sebaiknya melakukan aborsi untuk meningkatkan peluang kehamilan.
Dalam wawancara yang dilakukan di RS Pondok Indah Puri Indah, Selasa, dokter lulusan Universitas Indonesia itu mengatakan, ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya inseminasi, yakni pada pasien dengan infertilitas yang tidak diketahui penyebabnya atau masalah kesuburan yang tidak diketahui, endometriosis ringan, sperma masalah, khususnya motilitas. komplikasi atau ringan.
“Sekarang yang menjadi persoalan apakah ada penyakit tertentu yang memerlukan pencucian khusus, seperti infeksi hepatitis, infeksi HIV atau hepatitis C, penyebab menurunnya kebersihan mulut rahim wanita, dan masalah kesuburan,” jelas Shanti. Baca Juga: Mengonsumsi Makanan Kaya Antioksidan Baik Untuk Kesehatan Reproduksi Pria Dikatakannya, ada beberapa syarat yang menunjang keberhasilan inseminasi, yaitu wanita tersebut harus memiliki rahim yang sehat dan saluran tubulus yang sehat karena hasil pembuahan akan menempel di tulang rahim. . . Sedangkan saluran tuba, tempat penyimpanan sel telur, tidak boleh dihalangi untuk memperlancar jalannya sperma ke saluran tuba.
Ia juga menambahkan, seorang wanita harus memiliki siklus ovulasi yang baik agar terdapat sel telur yang siap dikeluarkan dari indung telur untuk pembuahan. Dan yang harus anda perhatikan adalah usianya yaitu dibawah 40 tahun.
“Lebih baik berusia di bawah 40 tahun, karena selain fakta bahwa jumlah dan kualitas sel telur seorang wanita akan turun secara signifikan jika dia berusia di atas 40 tahun, beberapa penelitian mengatakan bahwa tidak “Yah, siapa pun yang berusia di bawah 38 tahun bisa diterima,” ujarnya. Baca Juga: Pakar Stres Pentingnya Edukasi untuk Hilangkan Mitos Infertilitas Shanti mengatakan, faktor seorang pria turut menentukan peluang suksesnya inseminasi, yakni tidak memiliki masalah kesuburan yang serius seperti azoospermia dimana tidak ada sperma. sangat kecil.
Ia juga mengatakan keberhasilan pembuahan adalah 10-20 persen, namun tetap menjadi cara untuk meningkatkan peluang kehamilan jika pembuahan tidak terjadi setelah setahun melakukan hubungan intim secara teratur.
Ada beberapa penyebab sperma gagal membuahi sel telur, janin tidak berkembang, dan janin tidak menempel pada rahim. Baca Juga: PERFITRI Luncurkan Website Birth Awareness Baca Juga: Tips Ahli Dokter Bagi Pasangan yang Memulai Program Kehamilan
Leave a Reply