OVIEDO, Spanyol (Antara) – Sekitar 130.000 pengunjuk rasa memenuhi jalan-jalan Valencia pada Sabtu (9/11) untuk mengungkapkan kemarahan mereka terhadap penanganan politik banjir yang menewaskan lebih dari 220 orang.
Spanduk utama protes ini adalah pengunduran diri Carlos Mazon, presiden wilayah Valencia.
Protes ini awalnya direncanakan sebagai protes diam-diam, namun kata-kata seperti “pembunuh”, “orang tenggelam ketika mereka makan” dan “kami berlumuran lumpur, kamu berlumuran darah” terdengar sepanjang malam.
Para pengunjuk rasa bentrok dengan polisi di luar Balai Kota selama protes.
Para pengunjuk rasa mengatakan pemerintah di Valencia “tidak berdaya” dan menginginkan seluruh Kabinet mengundurkan diri dari pemerintahan lokal.
“Mereka tidak tahu bagaimana menangani bencana alam, mereka tidak tahu bagaimana memberi tahu kami tepat waktu, mereka tidak tahu bagaimana mengatur pembersihan, mereka tentu tidak bisa menangani rekonstruksi yang dibutuhkan Valencia,” a kata juru bicara tersebut kepada kantor berita Europa Press.
Dalam 12 hari sejak badai menyebabkan bencana alam paling mematikan dalam sejarah Spanyol, pihak berwenang telah mengkonfirmasi 223 kematian dan 48 jenazah masih belum diketahui. Menurut Menteri Perhubungan Oscar Puente, 78 orang masih hilang.
Sebagian besar kritik ditujukan kepada pemerintah Valencia karena memperingatkan telepon warga hanya setelah banjir terburuk terjadi. Akibatnya, banyak korban ditemukan tanpa curiga di dalam mobil atau di lantai dasar gedung.
Minggu ini, media Spanyol memberitakan bahwa Mazón makan siang panjang dengan seorang reporter hingga pukul 6 pada hari terjadinya bencana banjir.
Laporan mengatakan Masson datang terlambat lebih dari dua jam untuk pertemuan darurat di mana keputusan diambil untuk mengeluarkan peringatan tersebut.
Para pengunjuk rasa juga mengkritik lambatnya waktu tanggap, dan mencatat bahwa beberapa kota diisolasi selama berhari-hari sebelum mereka menerima bantuan.
Empat hari setelah tragedi tersebut, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez mengakui bahwa pihak berwenang “harus berbuat lebih baik”.
Pemerintah Spanyol telah dikritik oleh beberapa pihak karena menolak mengumumkan keadaan darurat moderat.
Sumber: Anadolu
Leave a Reply