Jakarta (Antara) – Kementerian Koperasi, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal dan Tertinggal, serta Badan Gizi Nasional (BGN) menyatakan siap bekerja sama dalam program Makanan Bebas Gizi (MBG) yang melibatkan koperasi.
Menteri Koperasi Budi Ari Setiadi saat ditemui Wakil Menteri Desa PDT Ahmad Riza Patria dan Kepala BGN Dadan Hindayana di kantornya di Jakarta, Selasa, mengungkapkan bahwa koperasi nantinya akan berperan dalam penyediaan susu untuk program MBG.
Namun, diakui Budi Ari, saat ini sebagian besar koperasi susu hanya mampu melakukan proses pasteurisasi. Padahal, susu berkualitas Ultra High Temperature (UHT) diperlukan untuk memenuhi tuntutan program MBG.
Oleh karena itu, ia berpendapat bahwa koperasi susu harus diorganisir dan diinvestasikan pada mesin pengolahan susu yang berkualitas.
“Selanjutnya kita lihat, kalau perlu penguatan permodalan, ada LPDB (Lembaga Pengelola Dana Bergulir) koperasi yang siap membiayai koperasi melalui dana kerja,” kata Kementerian dalam siaran persnya.
Budi Ari juga mencatat, koperasi susu berkualitas terdapat di berbagai daerah seperti Lembang, Subang, Garut, Malang, Pujan, dan Bayolali. Dengan dukungan pemerintah, diharapkan koperasi-koperasi ini dapat meningkatkan produksi susu berkualitas untuk memenuhi kebutuhan program MBG.
Pada saat yang sama, Ahmad Riza mengumumkan akan memimpin BUMD yang tersebar dan bekerja sama dengan koperasi untuk mendistribusikan komponen utama program pangan bergizi gratis.
Dikatakannya, Kementerian Desa PDT sedang mengembangkan 75.265 desa dan sekitar 20.367 BUMD. Separuh BUMD terkait dengan industri makanan.
Sementara itu, Dadan mengumumkan MBG akan fokus membangun unit layanan gizi di seluruh Indonesia. Ia mengatakan, terdapat sekitar 30.000 unit layanan makanan yang sebagian besar berlokasi di Pulau Jawa.
“Unit pelayanan ini akan berperan sebagai sumber produksi lokal, 85% dananya akan digunakan untuk membeli input pertanian lokal,” ujarnya.
Dadan mengatakan koperasi dan BUMD nantinya akan berperan dalam menjamin pasokan bahan baku dari petani lokal. Koperasi dan BUMD berperan penting dalam mengkoordinasikan petani dan masyarakat desa untuk menanam sayuran yang dibutuhkan oleh unit pelayanan.
“Kolaborasi antara pemerintah, koperasi, BUMD dan petani sangat diperlukan untuk menyukseskan program gizi ini,” ujarnya.
Leave a Reply