Guangzhou, China (ANTARA) – Peneliti Guangdong University of Foreign Studies (GDUFS) William Hickey mengatakan Indonesia harus meningkatkan kualitas produk yang diekspor ke Amerika karena Donald Trump yang akan menjadi presiden baru AS setelah mengalahkan Kamala Harris pada pemilu 2024. .Pilihan, ketat terhadap produk impor.
“Indonesia harus berbuat lebih baik jika ingin menjaga dan meningkatkan hubungan ekspor-impor dengan Amerika Serikat,” kata William, Jumat di Guangzhou, Tiongkok.
Donald Trump yang mengusung slogan “America First” saat kampanye diyakini akan membawa semangat melindungi perekonomian domestik Amerika dengan mengurangi ketergantungan pada negara lain.
Tindakan proteksi ini diharapkan dapat mencegah masuknya barang ke Amerika Serikat, sehingga dapat menghambat aliran ekonomi negara-negara yang mengekspor produk ke Amerika, seperti Indonesia.
Menurut William, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk ekspor, yakni peningkatan inovasi, daya saing, dan penguatan digitalisasi.
Oleh karena itu, Indonesia juga perlu meningkatkan efektivitas persyaratan investasinya, kata orang Amerika itu.
Khusus mengenai digitalisasi, guru besar manajemen GDUFS ini mengatakan, Indonesia sebenarnya memiliki tenaga kerja digital atau digital labor dengan skill yang sangat baik.
Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia dalam mengembangkan sektor digital melalui program seperti Digital Leadership Academy (DLA) dan Digital Talent Center (DTC).
Meski demikian, William mengingatkan tenaga kerja digital harus dilindungi dengan peraturan yang berlaku agar potensinya bisa maksimal.
“Indonesia sudah bergerak ke arah itu (dalam hal digitalisasi). Tapi sekali lagi, harus ada regulasi dan kebijakan yang tepat dan bisa diterapkan dengan baik,” ujarnya.
Para ahli khawatir Donald Trump untuk kedua kalinya setelah mengambil alih kursi kepresidenan AS pada 2017-2021 akan mempengaruhi ekspor Indonesia ke negara tersebut.
Sebab, Trump diyakini akan menerapkan kebijakan proteksionisme terhadap barang impor, salah satunya dengan mengenakan tarif impor yang tinggi.
Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia, Budi Frensidy, menilai kebijakan Trump akan berdampak negatif terhadap ekspor Indonesia.
Leave a Reply