JAKARTA (Antara) – Analis pasar keuangan Ariston Tejendra mengatakan penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS) turut memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam jangka waktu singkat.
Pada Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), Federal Reserve (The Fed/Bank Sentral AS) memangkas suku bunganya sebesar 25 poin persentase (bps) menjadi 4,5-4,75 persen.
“Penurunan suku bunga acuan AS pagi ini berdampak positif. Hal ini bisa membantu penguatan rupiah terhadap dolar AS dalam jangka pendek,” kata Antara saat ditanya di Jakarta, Jumat.
Terhadap dolar AS pada Kamis, rupiah menguat 68 poin atau 0,43 persen dari Rp15.740 per dolar AS menjadi ditutup pada Rp15.672 per dolar AS.
Gubernur bank sentral AS Jerome Powell mengatakan dia kemungkinan akan menurunkan suku bunga di masa depan jika data tenaga kerja mereda dan inflasi mereda.
Sejauh ini, tekanan tenaga kerja mulai mereda dengan tingkat pengangguran stabil di angka 4,1 persen pada Oktober 2024, atau sama dengan bulan lalu. Inflasi juga tidak jauh dari ekspektasi, yakni sebesar 2,4 persen hingga 2 persen
Di sisi lain, pasar masih mewaspadai kebijakan Trump (Presiden AS yang baru terpilih Donald Trump) yang dapat mendorong penguatan dolar AS ke depan, sehingga rupiah tetap berada di atas Rp15 ribu. Akhir tahun,” kata Ariston.
Nilai tukar Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia menguat menjadi Rp15.671 per dolar AS dari sebelumnya di level Rp15.767 pada Jumat.
Leave a Reply