JAKARTA (ANTARA) – Presiden Federasi Pendaki Gunung Indonesia (FPTI) Jenderal Zannuba Arifah Chafsoh alias Yenny Wahid ingin para atlet, khususnya pendaki gunung, bisa mengatur keuangannya di masa pensiun.
Untuk itu, pihak Laos bersama Pasar Modal Indonesia (BEI) menyelenggarakan acara bertajuk Ring the Bell for Financial Literacy (RTBFL) atau Literasi Keuangan bagi Atlet Panjat Tebing.
“Kami di serikat ingin membantu mereka mengatur keuangannya agar di masa pensiun pun mereka bisa merasakan manisnya buah perjuangan mereka saat masih dalam masa puncaknya,” kata Yenny dalam rapat yang digelar di Gedung BEI. Jakarta, Selasa.
Yenny berharap dengan adanya kegiatan finansial ini dapat meningkatkan kesadaran para pendaki Indonesia untuk berinvestasi, khususnya pasar saham.
Ia melanjutkan, para pemanjat tebing di Indonesia masih cenderung melakukan konservasi pada investasi di sektor Real estate atau alat-alat emas.
“Bagaimana anak-anak ini dapat memastikan bahwa uang hasil jerih payahnya dapat disimpan, diinvestasikan, dan dibangun untuk masa depan sehingga mereka dapat memperoleh masa pensiun yang nyaman,” kata Yenny.
Ia menjelaskan, atlet muda berpotensi terjerumus ke dalam investasi abal-abal, pinjaman online (pinjol), perjudian online (judol), dan robot dagang.
“Mungkin kita ingin mendatangkan dulu atlet-atlet dari tingkat pelatnas, tingkat nasional, dan nanti mendatangkan atlet-atlet dari tingkat provinsi, daerah, kota, kabupaten, dan klub untuk pendidikan yang lebih baik,” kata Yeny.
Ia yakin literasi keuangan dapat menginspirasi generasi muda Indonesia, khususnya para atlet. Mari kita hadapi tantangan keuangan dengan pengetahuan yang kuat dan semangat yang kuat.
“Uang yang sama saja tidak cukup untuk membeli barang 10 tahun ke depan, misalnya mengajarkan teman-teman kita untuk lebih pintar, bisa mengelola uang dengan lebih baik,” kata Yeny.
Leave a Reply