Jakarta (Antara) – Sesuai rencana Presiden Prabowo Subianto, ada tiga kunci untuk mencapai swasembada pangan, seperti sarana produksi, infrastruktur, dan sumber daya manusia, kata Andro Gunawan, Analis Kebijakan Sementara Kementerian Pertanian (Kmendan).
“Meskipun ada tiga kunci untuk mencapai swasembada pangan di Indonesia, kami fokus pada beberapa faktor. Ketiga elemen inilah yang benar-benar dapat kita sumbangkan untuk meningkatkan produksi pangan,” kata Andro dalam diskusi online bersama BRIN di Jakarta, Kamis. . .
Terkait fasilitas produksi, Endro memaparkan beberapa hal yang perlu dipastikan untuk menjamin ketersediaan benih, pupuk, dan sarana pertanian serta mesin (mesin) yang lebih baik seperti pompa, traktor, dan lainnya.
Kemudian dari sisi infrastruktur, termasuk pengembangan lahan seluas 360 ribu hektare, penanaman sawah seluas 3 juta hektare, sistem irigasi dan revitalisasi bendungan serta penyiapan konservasi melalui Pulagic.
Terakhir, dari sisi sumber daya manusia, generasi Milenial dan Generasi Z perlu dilibatkan untuk mendukung program swasembada pangan, serta keterlibatan petani dan penyuluh, menurut Andro.
Ia mengatakan Kementerian Pertanian telah memiliki peta jalan tahun 2024-2029 yang mencakup Rencana Kecukupan Pangan Nasional serta empat rencana lainnya. Swasembada pangan diharapkan dapat berkontribusi terhadap target peningkatan produk domestik bruto (PDB) sektor pertanian dari 0,18 persen pada tahun 2023 menjadi sekitar 4 persen pada tahun 2029.
Andro mengatakan dalam beberapa tahun ke depan, Kementerian Pertanian dan kementerian/lembaga terkait lainnya harus bekerja keras untuk mencapai swasembada pangan, terutama untuk mengatasi tantangan perubahan iklim.
“Tahun lalu musim tanam akhirnya ditunda – karena tantangan iklim – dan merepotkan petani. Sekarang sulit sekali memprediksi cuaca. Kemarin kami kerja sama dengan BMKG dan Kemendagri. kami coba instruksikan TNI/Polar di lapangan, ”ujarnya.
Andro mengatakan, berdasarkan pengalaman tahun lalu, Kementerian Pertanian menerapkan rencana respon cepat berupa pemompaan untuk mengantisipasi kekeringan. Langkah ini melibatkan pemompaan sumber air dari daerah yang belum benar-benar kering untuk mengairi lahan pertanian. Menurutnya, melalui upaya tersebut setidaknya kekurangan produk pertanian dapat dipenuhi.
Alhamdulillah, kalaupun produksinya tidak tinggi, karena berpacu dengan waktu, paling tidak defisit bisa dikurangi. Kalau tidak ada pumping, defisitnya lebih dari itu.
“-Memompa- bisa menutupi sedikit kekurangan atau kekurangan,” ujar Andro.
Leave a Reply