Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Dokter: Gangguan kesehatan mental bisa memperburuk kondisi diabetes

Jakarta (ANTARA) – Konsultan penyakit dalam, dokter endokrin dan metabolik Rulli Rosandi mengatakan gangguan mental dapat memperburuk diabetes, penyakit kronis yang mempengaruhi penggunaan insulin dan glukosa oleh tubuh.

“Menurut IDF, tiga dari empat orang dengan diabetes (mengalami kecemasan), depresi terkait dengan diagnosis mereka, dan empat dari lima orang mengalami kelelahan,” kata Dr. Rulli Rosandi, Sp.PD-KEMD di Jakarta, Kamis, mengutip informasi dari International Diabetes Federation.

“Jadi kondisi mental bisa berdampak,” kata lulusan Universitas Bravija ini pada diskusi peringatan Hari Diabetes.

Ia menjelaskan, gangguan mental seperti stres akan menyebabkan tubuh memproduksi hormon kortisol.

Kortisol, hormon yang bekerja melawan insulin, membantu tubuh menggunakan glukosa untuk energi dan mengatur kadar gula darah.

“Stres akan melepaskan hormon kortisol yang merupakan kebalikan dari kerja insulin. Sehingga akan semakin meningkatkan gula darah karena kortisol semakin tinggi,” kata dr. gulungan

Jika terjadi stres, kortisol membantu tubuh mengatasi stres dengan meningkatkan kadar gula darah.

Hormon ini merangsang hati untuk memproduksi lebih banyak glukosa dan mengurangi sensitivitas sel terhadap insulin. Akibatnya, kadar gula darah akan meningkat.

Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat memicu resistensi insulin sehingga menyulitkan tubuh untuk menggunakan insulin secara efektif.

Pada penderita diabetes tipe 2, stres kronis dan kadar kortisol yang tinggi akan meningkatkan resistensi insulin.

Pada penderita diabetes tipe 1, yang tubuhnya tidak memproduksi insulin, stres dapat menyebabkan perubahan gula darah secara ekstrem.

Dr. Rulli menjelaskan, obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi gangguan jiwa, seperti obat antipsikotik, dapat memperburuk diabetes.

“Jika Anda memiliki penyakit jiwa yang serius, minumlah obat antipsikotik yang dapat menyebabkan gula darah tinggi,” ujarnya.

Oleh karena itu, katanya, pasien dengan masalah kesehatan mental, diabetes, atau riwayat keluarga diabetes sebaiknya berkonsultasi dengan psikiater untuk memilih obat yang tepat.

“Pilih obat antipsikotik generasi baru yang relatif baru dan tidak menyebabkan lonjakan gula darah,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *