Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Dinas Pendidikan DKI Jakarta masih kaji sekolah swasta gratis

JAKARTA (ANTARA) – Dinas Pendidikan DKI Jakarta sedang menelusuri dan mendata sekolah swasta yang ingin mengikuti program sekolah swasta gratis.

“Tugas Kementerian Pendidikan adalah melakukan penelitian,” kata Porvosusilo, Pj Kepala Kementerian Pendidikan, dalam pertemuan tersebut. Hal pertama yang dipelajari adalah biaya, target dan standar sekolah, rencana distribusi. Rabu di Gedung Korea Utara DKI Jakarta.

Apalagi, kata dia, soal penggunaan anggaran. “Bagaimana penggunaan anggarannya, siapa yang bertanggung jawab,” ujarnya.

Purwosusilo menjelaskan, masih ada waktu antara November hingga Juni 2025 pihaknya akan merampungkan ketentuan sekolah swasta gratis.

Disinggung soal kemungkinan penghapusan kartu Jakarta Pintar Plus (KJP Plus) jika sekolah gratis diterapkan, Purvosusilo menegaskan prinsip penerapannya tidak demikian.

Ia juga mengatakan pihak sekolah telah menciptakan model hibah untuk memenuhi kebutuhannya, seperti biaya seragam dan sepatu.

“Dari segi pendidikan, kami akan memastikan seluruh warga Jakarta mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, anak-anak harus bersekolah agar dapat mengakses layanan. Ada biaya privat dan biaya kuliah dengan KJP. – Kalau gratis, biaya kuliahnya berlipat ganda, kan?

Jadi prinsipnya tidak. “Meski sekolah difasilitasi oleh Pemprov, namun persoalan pribadi juga menjadi pertimbangan,” ujarnya. Jadi kami bersiap bersama.”

Dalam rapat komisi, Ketua Komisi E Korea Utara DKI Jakarta Mohamed Tamrin menyatakan siap menentang program sekolah gratis dan KJP Plus tetap untuk umum pada rapat Dewan Anggaran (Bangar) pekan depan.

Rapat tersebut akan membahas Rancangan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) Tahun 2025.

Menurut dia, dengan memprioritaskan kedua program tersebut, maka anggaran tersebut bisa digunakan untuk tambahan pendapatan transfer sebesar Rp 6,8 triliun dari penyesuaian alokasi belanja.

Ia mengatakan, program KJP Plus tetap diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak Jakarta. Seperti biaya transportasi, pembelian perlengkapan sekolah dan kebutuhan gizi.

“Kalau sekolah gratis diterapkan, KJP tersisa untuk anak sekolah dan kita akan lumpuh,” kata Tamrin.

Agustina Hermanto, Wakil Presiden Korea Utara DKI Jakarta, juga mengangkat isu serupa. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta diperkirakan sebesar Rp 91,1 triliun dapat menopang bansos KJP Plus serta program sekolah swasta gratis.

Agustina yang akrab disapa Ton Ton ini mengatakan, “Jangan biarkan pertunjukan baru berkembang, matikan pertunjukan lama.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *