JAKARTA (ANTARA) – Presiden Parsija Jakarta Mohamed Prapanka menjelaskan alasan klubnya tidak selalu memiliki rumah di Jakarta, meski di awal musim ada pembicaraan bahwa Jakarta International Stadium (JIS) akan permanen. tanah rumah
Dari lima laga kandang Perseja musim ini, hanya tiga yang bisa dilakoni di Jakarta, yakni melawan Barito Putera, Persepolis Solo, dan Dewa United.
Sedangkan pertandingan melawan PSM Makassar dimainkan di Stadion Sultan Agung Bintul dan pertandingan melawan Madura United dimainkan di Stadion Paksari Kabupaten Bogor.
Menurut Prapanka, Persija sejak awal sudah melakukan pembicaraan dengan JIS dan Stadion Gilora Bang Karno Man (GBK), namun permasalahan jadwal liga yang datang pada pertengahan tahun membuat penyusunan jadwal tersebut terhambat.
“Ngomong-ngomong, mereka (JIS dan SUGBK) punya kontrak yang tidak bisa dialihkan begitu saja.
“Soalnya mereka, para manajer, membuat jadwalnya dari bulan Desember (2023) sedangkan kami mendapat jadwalnya di bulan Juli (2024). Tapi kami sudah memberikan jadwalnya untuk dua tahun ke depan dengan musim ini yang tiga tahun. tidak akan mengubah jadwal, jadi tidak ada alasan mereka sudah menyewakannya (ke pihak lain),” imbuhnya.
Soal pidato Palita Jaya di Stadion Lubbock Blues soal penandatanganan JIS sejak lama, Prapanka mengaku berat rasanya. Pertama, JIS dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan akan sangat tidak efisien dari segi finansial untuk menyewa atau mengelola stadion dalam jangka panjang.
Prapanka juga mengatakan, pihaknya berupaya membangun stadionnya di Jakarta dengan menggaet pihak asing sebagai investor. Namun, masih terlalu dini untuk memberikan informasi lebih lanjut mengenai lokasi stadion atau rencana pembangunannya.
Leave a Reply