Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Penasihat ekonomi Prabowo usulkan ubah skema subsidi BBM jadi BLT

Jakarta (ANTARA) – Penasihat Khusus Presiden Bidang Perekonomian Bambang Brodjonegoro mengusulkan perubahan program subsidi bahan bakar minyak (BBM) menjadi bantuan keuangan (BLT).

Ia menilai program pendanaan ini perlu diubah karena biaya bahan bakar saat ini sudah tidak efektif dan targetnya terlalu rendah.

“Harga bahan bakar tergantung harganya. Jadi biaya produksi dan harga pokok penjualannya saja berbeda. Jadi, ketika harga jual lebih rendah dari harga produksi, pemerintah harus memberikan uang. Benar yang diselesaikan hanya Pertalite, tapi masalahnya salah sasaran, kata Bambang dalam konferensi pers Dialog Transisi Energi Indonesia (IETD) 2024 di Jakarta, Senin.

Bambang yakin program keuangan bisa lebih efektif digunakan melalui BLT yang diberikan langsung kepada keluarga miskin. Saat ini, skema subsidi BBM lebih berpihak pada kelompok kaya.

“Di SPBU saya lihat banyak SPBU lain yang macet. Kenapa? Karena orang antri. Nanti yang beli BBM murah bisa dibeli masyarakat,” jelasnya Dia.

Selain itu, terkait keakuratan data penerima keuangan, kata Bambang, pemerintah tidak bisa menjamin keakuratan data penerima 100 persen. Namun setidaknya proyek BLT memiliki tingkat akurasi data yang lebih tinggi dibandingkan portofolio minyak saat ini.

Bambang mengatakan dengan adanya proyek BLT, ia berharap masyarakat tidak perlu khawatir dengan menurunnya daya beli masyarakat. Ia menilai, bantuan langsung dari pemerintah akan mampu menjaga daya beli masyarakat agar tidak terpuruk dan risiko inflasi berkurang.

“Jadi bantuan terus bekerja keras agar daya beli tidak terpuruk akibat kenaikan harga. Ini tujuannya mengubah RUU Gaji ke rencana bantuan,” kata Bambang.

Selain itu, Bambang juga mengatakan reformasi subsidi BBM merupakan salah satu strategi pemerintah untuk mempercepat transisi ke energi terbarukan (EBT).

Sementara itu, Direktur Institute of Essential Services Reforms (IESR) mengatakan perubahan skema harga BBM akan terjadi ketika pemerintah memiliki kekuatan politik.

Saat ini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menunjukkan potensi nilai dana energi yang tidak memenuhi target mencapai Rp 100 triliun dari total alokasi dana dan harga listrik tahun ini sebesar Rp 435 triliun.

Benar, saya jawab iya, sekitar 20-30 persen harga BBM dan listrik mungkin tidak sesuai target, itu banyak, sekitar Rp 100 triliun, kata Bahlil Lahadalia di Jakarta, Minggu (3/11).

Bahkan, tambahnya, pemerintah akan mengeluarkan dana tersebut untuk disalurkan kepada masyarakat yang layak menerima gaji tersebut.

“Kami tidak ingin memberikan uang kepada saudara-saudara kita yang ekonominya tidak mampu, tetapi kepada saudara-saudara kita yang ekonominya baik,” ujarnya.

Bahlil juga mengatakan, pihaknya menemukan kemampuan penyaluran subsidi energi yang tidak mencapai laporan dari PLN, Pertamina, dan BPH Migas.

Ya, kami menduga dari berbagai pemberitaan yang keluar, baik dari PLN, Pertamina, maupun BPH Migas, kita melihat harga minyak dan listrik tidak sesuai target, ujarnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, kata dia, Presiden Prabowo Subianto meminta partainya membentuk kelompok untuk mengkaji dan mencari solusi atas penyaluran dana listrik yang tidak sesuai target.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *