Jakarta (Antara) – Mitra Bain & Company Adarsh Baijal menyatakan ada dua faktor yang akan menghidupkan kembali industri e-commerce Indonesia pada tahun 2023.
“Salah satu permasalahan yang dibicarakan sejak tahun lalu adalah kurangnya pasokan, sehingga kita lihat tahun lalu, pengemudi tidak kembali setelah adanya COVID-19, dan akhirnya pasokan tidak seperti dulu. Tapi tahun ini saya pikir itu terjadi. Masalah ini juga sudah selesai,” kata Ardash di Jakarta, Rabu.
Laporan Google, Temasek, Bain dan Company tahun 2024 bertajuk “e-Conomy SEA 2024” menunjukkan industri transportasi online kembali memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian digital Indonesia dengan kontribusi pertumbuhan nilai transaksi sebesar 13 persen. GMV) atau barang dagangan bruto dan jasa e-commerce sebesar US$9 miliar.
Hal ini menjadi pertanda baik mengingat industri ini akan mengalami penurunan sebesar 4 persen pada tahun 2023 dan kontribusinya terhadap ekonomi digital Indonesia hanya sebesar 7 miliar dolar AS. Angka tersebut turun sebesar US$ 1 miliar dari kontribusi pada tahun 2022 yang berjumlah US$ 8 miliar.
Adarsh memberikan peningkatan dan kontribusi terhadap operasional industri transportasi online karena peningkatan pengguna yang kembali dan kenaikan harga layanan.
“Faktor lain yang juga berperan penting adalah harga setiap perjalanan. Saya tidak tahu apakah pengguna transportasi online di sini (Indonesia) merasakan hal yang sama, tapi saya senang karena harganya sekarang sedikit lebih murah, “ucap Ardash.
Secara keseluruhan, Ardash mengatakan kondisi industri transportasi online di Indonesia dan Asia Tenggara masih sehat dengan hadirnya banyak pesaing baru yang menawarkan nilai baik kepada pelanggan.
Namun, peningkatan jumlah pengendara di industri transportasi online telah pulih dan permintaan masyarakat terhadap penggunaan transportasi online menjadi faktor utama yang menjadi fokus pemulihan industri tersebut.
Leave a Reply