Valencia, Spanyol (ANTARA) – Hujan deras dalam beberapa hari terakhir telah menyebabkan banjir terparah di Spanyol dalam beberapa dekade, yang merenggut lebih dari 200 nyawa.
Alfafar, yang terletak di pinggiran kota Valencia di Spanyol timur, merupakan salah satu daerah yang paling parah terkena dampak banjir.
Diego, seorang pemilik bar setempat, menceritakan kepada Xinhua tentang pengalamannya pada tanggal 29 Oktober, hari dimana banjir mulai terjadi.
“Awalnya di sini jarang turun hujan, hanya berangin kencang sehingga banyak masyarakat yang mengabaikan peringatan dinas cuaca,” ujarnya.
Kondisi geografis wilayah tersebut menyebabkan air hujan menumpuk di wilayah sekitarnya dan membanjiri kota.
Sekitar pukul 18.30 waktu setempat, ketika banyak masyarakat yang pulang kerja, mereka mulai melihat penumpukan air di jalan, yang ketinggiannya naik sangat cepat.
“Banjir datang begitu tiba-tiba. Banyak orang tidak sempat bertindak dan terjebak di dalam mobilnya,” kata Anna Utterstrom, warga sekitar yang bekerja di sebuah toko serba ada.
Lebih dari 300 orang berlindung di toko malam itu.
“Situasinya sangat kacau dan ketakutan serta kecemasan terlihat di wajah semua orang,” kenang Anna.
Banjir mengganggu layanan listrik, pasokan air dan komunikasi setempat serta membuat beberapa jalan tidak dapat dilalui.
Hingga tanggal 1 November, akses ke beberapa daerah yang terkena dampak parah hanya dapat dilakukan dengan berjalan kaki. Layanan kereta cepat dari Madrid dan Barcelona ke wilayah Valencia juga terganggu.
Menteri Transportasi Spanyol Oscar Puente mengumumkan bahwa layanan kereta api berkecepatan tinggi diperkirakan akan kembali beroperasi dalam waktu dua minggu, meskipun pemulihan jalur kereta api pinggiran kota masih belum pasti.
Setelah banjir, beberapa supermarket dan beberapa toko dijarah, dan pencurian barang pribadi dilaporkan di beberapa rumah.
Namun menurut warga sekitar, ketertiban sosial berangsur stabil dengan datangnya bala bantuan polisi dan militer.
Selanjutnya, warga di beberapa daerah yang terkena bencana mulai membersihkan lumpur dan memperbaiki bangunan dan infrastruktur yang rusak.
Relawan dari daerah sekitar juga datang membantu. Di seluruh Spanyol, inisiatif donasi telah diluncurkan untuk membantu warga yang terkena dampak
Pemerintah Spanyol mengumumkan tiga hari berkabung nasional, mulai tengah malam pada tanggal 31 Oktober hingga 2 November.
Jumlah korban meninggal akibat banjir bertambah menjadi 211 orang pada Sabtu pagi (2/11), waktu setempat, menurut pemerintah.
Leave a Reply