Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Sananta sebut tindakan Bahrain ingin main di tempat netral tidak fair

Jakarta (ANTARA) – Pemain Persis Solo Ramadhan Sananta turut mengomentari permintaan Bahrain untuk memainkan laga kualifikasi putaran ketiga Piala Dunia 2026 melawan Indonesia di tempat netral zona Grup C Asia tahun depan.

Saat ditemui awak media di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Selasa, penyerang Persis Solo itu menilai permintaan Bahrain tidak adil dan tidak adil.

Mengapa dia takut datang ke Indonesia? Seharusnya dia tetap bermain di Indonesia,” kata Sananta.

Bahrain telah meminta pertandingan tahun depan melawan Indonesia pada 25 Maret dimainkan di tempat netral di tengah kekhawatiran akan keselamatan pemain dan manajer tim menyusul serangan siber pertama setelah pertandingan tersebut. yang berlangsung di Riffa pada 10 Oktober.

Namun, menurut Sananta, permintaan Bahrain itu hanya sekadar “alasan” demi mendukung tim berjuluk Pejuang Dilmun itu.

“Kalau tidak ada ruginya, kita datangi mereka, kita tidak takut. Dan mereka terus datang ke sini karena takut diserang atau apa. Saya kira itu alasannya,” katanya. katanya.

Di saat yang sama, Sananta juga menyoroti fanatisme besar suporter Timnas Indonesia yang ibarat dua sisi mata uang, memuji pemain yang tampil bagus dan tak segan-segan menghina pemain yang tampil buruk.

Pada laga final yang berakhir dengan kekalahan 1-2 melawan China pekan lalu, para suporter langsung mengkritik tim tersebut karena performanya yang kurang memuaskan.

Kritik pedas didapat sejumlah pemain timnas, salah satunya Asnawi Mangkualam yang kerap melakukan kesalahan di posisi sayap kanan pada menit ke-85 laga ini.

Sananta yang juga mendapat kecaman dari suporter menilai kesalahan seluruh pemain di lapangan adalah hal yang wajar. Namun bukan berarti mereka tidak akan memberikan 100 persen saat mendapat kesempatan bermain.

Oleh karena itu, menurutnya, para suporter tidak boleh langsung menghakimi dan melecehkan pemain.

“Orang ini menyampaikan apa yang salah pada saya, mungkin setiap orang punya pendapatnya masing-masing. Sama seperti orang ini, Sananta harusnya seperti ini, seperti ini, seperti ini. Tapi yang kami alami, kami bekerja keras di bidang ini, mereka membuktikan segalanya, jelas penyerang berusia 21 tahun itu.

“Dan kami coba di lapangan, mungkin orang-orang bisa melihat kalau kami melakukan kesalahan atau semacamnya. Ya, dalam sepak bola, umpan atau dribbling yang buruk itu biasa saja. Kami tidak bisa selalu salah selama 90 menit,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *