Denpasar, Bali (ANTARA) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali meningkatkan penyerapan kredit di sektor pertanian untuk mengurangi kendala permodalan bagi petani dan nelayan.
“Kami mendorong seluruh tim untuk meningkatkan akses perekonomian daerah (TPAKD) di Bali untuk meningkatkan potensi perekonomian masing-masing daerah,” kata Wakil Direktur Bisnis, Edukasi dan Perlindungan Konsumen Dinas Keuangan Provinsi Bali. OJK Rony Ukurta Baru di Denpasar, Bali, Sabtu.
Salah satu langkah yang dilakukan antara lain dengan memberikan literatur keuangan kepada para pemimpin petani dan nelayan di Pulau Dewata.
Wawasan diberikan oleh lembaga jasa keuangan dan badan usaha milik daerah yang diharapkan menjadi pembeli produk pertanian.
Pemahaman finansial tersebut meliputi pembiayaan pertanian yang salah satunya kredit alat dan mesin pertanian (alsintan), kemudian program siklus ketat klaster pertanian atau model agribisnis hilir, dan berbagi pengalaman bertani pisang.
Tim berharap dapat mempercepat dan memfasilitasi akses permodalan bagi petani dan nelayan melalui Program Kredit/Pembiayaan (KPSP) tahap pertama.
Pasalnya, program KPSP harus meningkatkan produksi pertanian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Bali dan membantu mencapai kemandirian pangan di Pulau Dewata.
Pemerintah Provinsi Bali mengakui ibu kota menjadi salah satu kendala yang dihadapi petani dan nelayan dalam mendatangkan hasil bumi.
Pada saat yang sama, sektor pertanian dan kelautan didorong menjadi sektor prioritas pembangunan di Bali.
“Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah baik melalui pengembangan rencana pengembangan kredit seperti kredit pengusaha (KUR), KPSP, mesin kredit pertanian dan penguatan kredit mikro pertanian,” kata Kepala Dinas Sumber Daya Pertanian Provinsi Bali. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Sang Ayu Sri Wahyuni.
Berdasarkan data OJK Bali, pada periode Januari-Agustus 2024, produksi kredit di Pulau Dewata mencapai Rp110,17 triliun, meningkat 8 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang mencapai Rp102 triliun.
Untuk kredit, komposisi kredit pertanian mencapai 5,34 persen dan penyalurannya Rp5,88 triliun.
Meski tumbuh 12,41 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, namun penyaluran kredit terbesar yang mencapai 34 persen adalah kredit konsumsi.
Selain itu, pinjaman yang diberikan sebesar 29,40 persen diserap oleh sektor perdagangan besar dan eceran serta 11,24 persen oleh sektor akomodasi, makanan dan minuman atau pariwisata.
Leave a Reply