Beijing (ANTARA) – Kementerian Luar Negeri China menjelaskan masuknya kapal Penjaga Pantai China ke perairan Indonesia di Laut Natuna Utara, Kepulauan Riau, pada Kamis (24/10) dan Senin (21/10).
“Kapal penjaga pantai Tiongkok secara teratur berpatroli di perairan yang berada di bawah yurisdiksi Tiongkok sesuai dengan hukum internasional dan hukum domestik Tiongkok,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lin Jian pada konferensi pers di Beijing, Kamis.
Sebelumnya, Badan Keselamatan Laut Indonesia (Bakamla) mengungkapkan, kapal Bakamla KN Pulau Dana-323 mengejar kapal Penjaga Pantai China 5402 di lepas pantai Indonesia untuk menghindari gangguan aktivitas eksplorasi MV Geo Coral pada Kamis pagi.
KN Pulau Dana berusaha menghubungi kapal Penjaga Pantai China pada pukul 07.30 WIB namun tidak mendapat tanggapan.
Kapal 5402 justru mendekat dan mengganggu pergerakan MV Geo Coral di Laut Natuna Utara, sehingga pihak pulau KN Dana-323 dibantu kapal perang Republik Indonesia (KRI) Sutedi Senoputra-378 mengusir kapal 5402 ke perairan sah Indonesia.
Sebelumnya pada Senin (21/10), Kapal Penjaga Pantai Indonesia Bakamla KN Tanjung Datu-301 juga mengejar Kapal Penjaga Pantai China 5402 keluar dari perairan sah Indonesia di Laut Natun Utara.
Kapal Penjaga Pantai 5402 menghentikan kegiatan survei seismik dan pengolahan data yang dilakukan PT Pertamina East Natuna menggunakan MV Geo Coral bersama tiga kapal Chase yakni UB Anugerah Bersama 17, AHT PSB Roller dan Victory TB Teluk Bajau.
KN Tanjung Datu kemudian dibantu KRI Sutedi Senoputra-378 milik TNI Penjaga Pantai dan pesawat Bakamla TNI AU. Kedua kapal patroli Indonesia tersebut membayangi kapal 5402 hingga meninggalkan yurisdiksi Indonesia di Laut Natuna Utara.
“Tiongkok bersedia meningkatkan komunikasi dan konsultasi dengan Indonesia melalui jalur diplomatik untuk menangani masalah maritim kedua negara dengan lebih baik,” tambah Lin Jian.
Laut Natuna Utara merupakan wilayah perairan Indonesia dan termasuk Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.
Pasca kejadian tersebut, Bakamla RI memperkuat keamanan perairan Laut Natun Utara bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut dan TNI AU.
Dalam peninjauan tersebut, Komandan KN Tanjung Datu 301 Kolonel Bakamla Rudy Endratmoko mengatakan Bakamla RI menggunakan material yang dimilikinya yakni perahu 110 dan perahu 80m.
Leave a Reply