Jakarta (ANTARA) – Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arif Prasetyo Adi mendesak penggunaan benih padi nasional untuk meningkatkan produktivitas guna mencapai swasembada nasional.
“Dengan memaksimalkan penggunaan benih padi yang baik, kita dapat membantu meningkatkan produksi beras nasional,” kata Arif dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu.
Menurut Arif, pemanfaatan benih padi secara maksimal dapat mempercepat panen padi dalam negeri dan menjamin ketahanan pangan di Indonesia.
Diakuinya, Menteri Koordinator Pangan (Menko Pangan) mendampingi Zulkifili Hasan (Zulhas) meninjau lahan yang dikelola PT Sang Hyang Seri (SHS) dan ID FOOD dengan sentra produksi benih padi unggul di Jawa Barat. .
Arif menekankan pentingnya pengembangan fasilitas pengolahan beras berkualitas yang dapat meningkatkan produktivitas dan mendukung sasaran pasokan nasional yang lebih cepat.
“Dengan benih padi terbaik yang ditanam petani, kita bisa menentukan besar kecilnya hasil panen pada saat panen. Tujuan swasembada pangan akan lebih cepat tercapai,” ujarnya.
Fasilitas benih SHS di Subang kini mencakup lahan seluas 3.200 hektar yang diharapkan dapat menjadi basis penting peningkatan produksi padi dalam negeri.
Dengan benih padi unggul yang dikelola dengan baik oleh para petani tanah air, Arif yakin produktivitas tanaman bisa mencapai 7-8 ton per hektar.
Peningkatan produktivitas ini dapat meningkatkan produk nasional hingga 20 persen sehingga mengurangi kemungkinan impor beras secara signifikan.
“Jika jumlah petani yang menanam benih lebih banyak dari ini, maka bisa membantu meningkatkan PDB hingga 20 persen. Kita juga bisa menghindari impor,” jelasnya.
Arif meyakinkan, Pemerintah juga telah berupaya menjaga stok Cadangan Pangan Negara (CPP) untuk menyerap hasil panen Bulog.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), produktivitas padi nasional akan mencapai 52,85 kuintal per hektar pada tahun 2023, naik dari 51,28 kuintal per hektar pada tahun 2020.
Peningkatan produktivitas memerlukan pembeli seperti Bulog untuk menyerap keuntungan produksi dan menjamin stabilitas harga di pasar.
“Tentunya dengan peningkatan produksi yang progresif ini, harus ada pembeli yang membantu menyerapnya,” kata Arif.
Arif juga menegaskan kembali komitmen pemerintah untuk menyelamatkan saham CPP untuk digunakan dalam program intervensi, termasuk mendukung pelaksanaan program Makan Gratis (MBG) pada awal tahun 2025.
Ia juga melaporkan, akuisisi beras Bulog untuk saham CPP berjalan baik, menunjukkan kemajuan positif dibandingkan tahun lalu.
Subsidi beras tahap ketiga pada tahun 2024 masih berlangsung dan diperkirakan akan berlangsung hingga Desember, sebagai bagian dari dukungan berkelanjutan pemerintah berupa 10 kilogram beras kepada keluarga miskin.
Bantuan ini menyasar 22 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di seluruh Indonesia.
Arif juga mengatakan, pengadaan beras dalam negeri oleh Bulog mencapai 1,084 juta ton hingga minggu keempat Oktober. Laba tersebut meningkat 34,15 persen dibandingkan periode yang sama dua tahun terakhir.
Januari-Oktober 2022 tercatat 808 ribu ton. Sedangkan Januari-Oktober 2023 sebanyak 895 ribu ton sehingga ada kenaikan 21,03 persen, kata Arif.
Leave a Reply