BEIRUT (ANTARA) – Misi penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) membantah terlibat dalam penculikan seorang kapten laut Lebanon dalam operasi yang diduga dilakukan Israel di utara ibu kota Lebanon, Beirut.
“UNIFIL tidak terlibat dalam memfasilitasi penculikan atau pelanggaran kedaulatan Lebanon lainnya,” kata Wakil Juru Bicara UNIFIL Candice Ardiel dalam keterangannya, Sabtu (2/11).
Ardiel mengingatkan, disinformasi dan rumor palsu adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab dan membahayakan pasukan penjaga perdamaian.
Pasukan keamanan Lebanon mengatakan pada hari Sabtu bahwa pihak berwenang sedang menyelidiki apakah Israel terlibat dalam operasi angkatan laut yang berujung pada penculikan seorang pria di Batroun, sekitar 30 kilometer utara Beirut, pada hari Jumat (1/11).
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Transportasi Lebanon, Ali Hami, membantah bahwa pria yang diculik itu adalah seorang komandan Hizbullah, dan mengatakan bahwa dia adalah seorang kapten laut Lebanon.
Menurut Menkeu, penculikan itu terjadi hanya 100 meter dari kediamannya.
Ia menegaskan, jika pria tersebut dipastikan diculik dalam operasi infiltrasi angkatan laut, maka implementasi Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 akan dipertanyakan di kemudian hari.
Hami mengatakan, berdasarkan Resolusi 1701 yang diadopsi pada 11 Agustus 2006, misi pasukan PBB di sana adalah memantau secara rutin pantai Lebanon dari Kota Nakura hingga Arid.
Resolusi 1701 menyerukan penghentian total permusuhan antara Lebanon dan Israel, serta pembentukan zona demiliterisasi antara Garis Biru (perbatasan de facto antara Lebanon dan Israel) dan Sungai Litan, yang hanya mengizinkan Angkatan Bersenjata Lebanon dan UNIFIL untuk masuk. untuk memiliki senjata dan peralatan militer di wilayah tersebut.
Israel telah meningkatkan serangan udara terhadap sasaran Hizbullah di Lebanon sejak akhir September, meningkatkan perang perbatasan selama setahun antara Israel dan Hizbullah sejak dimulainya serangan brutal Israel di Jalur Gaza.
Menurut otoritas kesehatan Lebanon, serangan Israel telah menewaskan 2.900 orang dan melukai lebih dari 13.000 orang sejak Oktober lalu.
Israel meningkatkan konflik pada 1 Oktober dengan menyerang Lebanon selatan.
Sumber: Anadolu
Leave a Reply