Jakarta (Antara) – Pemerintah Kota Sukabumi (Pemkot Jakot) berupaya memberantas penyakit tuberkulosis (TB) dengan memperkuat jaringan fasilitas kesehatan di wilayah setempat untuk mempercepat diagnosis dan memastikan pasien mendapat perawatan tepat waktu.
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara mengatakan, “Penguatan jaringan fasilitas kesehatan mulai dari Praktek Dokter Mandiri (TPMD), Puskesmas, Puskesmas hingga Rumah Sakit harus berjalan dengan baik dalam memberikan pelayanan kepada pasien TBC dan pengobatan Mei. lancar.” Dr Lizbeth Regina Panjitan di Jakarta, Selasa.
Pada Oktober 2024, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara mencatat jumlah kasus TBC sebanyak 8.146 orang dan dirawat sebanyak 6.845 orang.
Subbagian Kesehatan mengkoordinasikan skrining TBC dengan Poziando dan skrining penyakit tidak menular, mengunjungi rumah warga dan meningkatkan peran tokoh masyarakat, RT, RW dan kader kesehatan dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat.
Selain itu, petugas kesehatan juga melakukan skrining aktif yang melibatkan lintas sektor baik pemerintah maupun swasta dengan melakukan skrining mandiri dan menggunakan mobile X-ray.
“Kami juga memperkuat kerja sama dengan pihak swasta, organisasi profesi, media, dan kelompok sosial untuk memerangi TBC dan membangun desa sadar TBC di tingkat RW di seluruh kabupaten,” ujarnya.
Dia mengatakan, saat ini terdapat 33 kelurahan waspada TBC di Jakarta Utara yang tersebar di 31 kecamatan. “Kami terus memantau dan mengevaluasi Desa Siaga TBC,” ujarnya.
Menurutnya, Kampong Sega TBC bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, pemahaman dan kewaspadaan masyarakat terhadap TBC serta kolaborasi lintas program dan lintas sektor untuk mengendalikan penyakit tersebut.
“Mudah-mudahan dengan adanya Kampung Sega, stigma masyarakat terhadap TBC berkurang, dan warga terinformasi tentang pemeriksaan mandiri dan dukungan pengobatan bagi pasien TBC,” ujarnya.
Dijelaskannya, kehadiran kunci peringatan TBC juga dapat mengurangi penyebaran kasus TBC, meningkatkan diagnosis pasien, menghindari hambatan pengobatan, menciptakan lingkungan bersih dan sehat, serta meningkatkan gizi pasien.
Menurutnya, indikator keberhasilan di Desa Khabartia adalah 80 persen warga situs Rohi melakukan pemeriksaan kesehatan dan kemudian 100 persen kasus TBC diobati hingga sembuh.
Investigasi kontak dilakukan dengan rasio delapan kontak per kasus, 100 persen kontak yang memenuhi syarat diberikan pengobatan preventif, imunisasi Bacillus Calmette-Guarin (BCG) 100 persen, skrining kesehatan lingkungan, pemberian bantuan nutrisi, ketersediaan sumber daya kelompok pendukung dan konseling. hotline. , “katanya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta pada tahun 2023, dari seluruh pasien terduga TBC, akan dilakukan pemeriksaan terhadap 60.420 pasien TBC baru.
Sedangkan pada Januari-Juni 2024 jumlah kasus mencapai 30 ribu.
Artinya, 535 dari setiap 100.000 penduduk di DKI Jakarta terjangkit TBC, sedangkan target eliminasi TBC yang ingin dicapai pada tahun 2030 adalah 65 kasus per 100.000 penduduk.
Leave a Reply