Jakarta (ANTARA) – Bahlil Lahadalia merupakan Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Lahir di Banda, Maluku Tengah, 7 Agustus 1976, memiliki latar belakang bisnis dengan 10 perusahaan di berbagai bidang di bawah bendera PT Rifa Capital sebagai holding company.
Sebelum menjabat Menteri ESDM, beliau menjabat Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sejak Oktober 2019, sebelum diangkat menjadi Menteri ESDM Arifin Tasrif pada Agustus 2024.
Bahlil juga pernah memimpin Pengurus Pusat Persatuan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) sebagai Ketua Umum periode 2015-2019.
Ia kerap bercerita bahwa dirinya sudah lama tinggal di Papua setelah mengenyam pendidikan tinggi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay, Jayapura.
Bahlil merupakan anak dari Lahadalia dan Nurjani, saat ini menikah dengan Sri Suparni dan memiliki lima orang anak.
Selama dua bulan menjabat Menteri ESDM di masa pemerintahan Joko Widodo, ia melakukan gebrakan besar, yakni membekukan izin eksplorasi migas yang semula 320, kini tinggal 140.
Bahlil berdalih efisiensi izin itu dilakukan agar bisa meningkatkan produksi migas nasional yang saat ini tercatat 600.000 barel minyak per hari (BOD).
Selain itu, pihaknya juga berkomitmen untuk mencapai kemajuan dalam pengurangan jumlah sumber daya mineral di Indonesia, seperti nikel, batu bara, bauksit, timah, tembaga, dan logam lainnya.
Bahlil dalam beberapa kesempatan menjelaskan, hilirisasi membawa manfaat besar bagi Indonesia. Sebab, aturan tersebut meningkatkan nilai ekspor bahan mentah hingga bahan turunan hingga 10 kali lipat. Baca Juga: Bahlil usulkan Ditjen Gakkum ESDM untuk memberantas penambangan liar. Baca juga: Bahlil: Prabowo Minta Golkar Dukung Pemerintahan Sampai Selesai, Seperti Ekspor Nikel 2017 yang Tercatat 3,3 Miliar Dolar AS. 33 miliar dolar AS pada tahun 2023
Mengingat keberanian Bahlil melakukan politik yang cukup strategis. Pada masa pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden RI tahun 2024-2029, Prabow Subianto dan Gibran Rakabuming Raka kembali diangkat menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral untuk bergabung dalam Kabinet Merah Putih.
Ia resmi kembali menjabat pada Senin (21 Oktober) dan bertugas menjaga keseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan energi nasional, memperbaiki iklim hilir bijih besi, dan mencapai swasembada energi.
Sebagai menteri, Bahlil mempunyai kewajiban membantu pelaksanaan visi dan delapan misi Presiden Asta Cita dan Wakil Presiden Prabowo-Gibran di bidang energi, khususnya terus memanfaatkan sumber daya alam untuk menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya.
Sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pada kabinet Prabowo-Gibran, ia menghadapi sejumlah tantangan, terutama mengingat adanya penolakan internasional terhadap kebijakan ekstraksi mineral.
Tantangan lainnya adalah mewujudkan transformasi energi berkelanjutan, untuk mengoptimalkan potensi energi baru terbarukan (EBT) yang dimiliki Indonesia.
Hal ini juga diharapkan dapat memenuhi harapan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang menyerukan peningkatan pengumpulan migas. Hal ini agar dapat mengurangi impor migas Indonesia yang masih cukup tinggi yaitu 297 juta barel.
Guna mengoptimalkan nilai tambah sumber daya alam hilir, Bahlil mengajukan empat kebijakan, antara lain dengan melakukan reformulasi alokasi dana bagi hasil terkait kegiatan hilir, memperkuat kebijakan kemitraan dengan pengusaha daerah, dan pembiayaan jangka panjang terhadap perusahaan nasional di sektor hilir. sektor. , serta kewajiban investor untuk melakukan diversifikasi jangka panjang.
Leave a Reply