Jakarta (ANTARA) – Luas sawah di Jakarta Utara kini berkurang sekitar 73 hektar akibat alih fungsi lahan di kawasan tersebut.
“Tahun 2022-2023 menurut data luas sawah yang tadinya masih 308 hektare, kini menyusut menjadi sekitar 73 hektare karena adanya perubahan lahan,” kata Kepala Unit Keamanan Pangan Kelautan dan Pertanian Jakarta Utara. (KPKP), Unang Rustanto di Jakarta, Selasa.
Unang menjelaskan, lahan pertanian mulai tergantikan dengan perubahan pemanfaatannya, seperti Dinas Pertamanan dan Dinas Pemakaman yang memanfaatkan kuburan COVID-19 serta penerapan pengelolaan sampah terpadu (RFD).
Selain itu areal persawahan diubah menjadi areal terbuka untuk anak, dibangun pula rumah-rumah warga Rorotan dan dijadikan areal penanaman sayur-sayuran.
Sebab, lanjutnya, sisa sawah di Jakarta Utara 235 hektare, dan kepemilikan lahannya sekitar 50 persen oleh Pemprov DKI Jakarta dan 50 persen oleh pengembang.
“Kawasan pertanian di Jakarta Utara dimiliki oleh berbagai kalangan, mulai dari Dinas Pertamanan DKI Jakarta, Agung Sedayu Group, PT Taman Sejahtera, Nusa Kirana, Sarana Jaya, PT Jakpro, Dinas Perumahan Rakyat, dan perorangan,” ujarnya.
Dijelaskannya, kawasan persawahan di Jakarta Utara berada di Kecamatan Cilincing yang tersebar di dua kecamatan yakni Kelurahan Marunda dan Kelurahan Rorotan.
“Luas sawah di Desa Rorotan seluas 214 hektare yang digarap oleh delapan kelompok tani, sedangkan kelompok tani lainnya menggarap lahan di Desa Marunda seluas 21 hektare,” ujarnya.
Ia mengaku mampu menanam padi sebanyak 1.175 ton dari 235 hektare lahan pertanian di Jakarta Utara yang ditanam sejak tahun 2024. April hingga Agustus dengan varietas impari.
“Produksinya setara 5,5 ton hingga enam ton beras per hektar,” ujarnya.
Leave a Reply