Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

KONI Pusat nilai penerapan sport science perlu dilakukan sejak dini

JAKARTA (Antara) – Ketua Departemen Ilmu Keolahragaan Kony Pusat Lilik Sudarawati menilai pentingnya menerapkan ilmu keolahragaan kepada calon atlet sejak dini.

“Olahraga ilmu itu bisa dilakukan sejak dini, karena mencakup ilmu untuk penerapan yang berbeda-beda (dalam olahraga), contohnya adalah pencarian bakat, di mana bisa melihat kondisi fisik dan kriterianya sesuai olahraga,” kata Lilik kepada Antara, saat dihubungi di Jakarta. .

Lebih lanjut, mantan pebulutangkis Indonesia ini juga mengatakan bahwa sport science juga bisa diterapkan sedini mungkin sebagai calon atlet memulai perjalanannya melalui klub.

“Klub-klub itu salah satu yang diprioritaskan, jadi kalau mereka (calon pemain) sudah aklimatisasi (dengan program berbasis sport science), kalau masuk ke tingkat nasional, mereka punya tanggung jawab sendiri dan tidak ada masalah. ) lebih intens,” jelas Lilik.

Landasan sport science harusnya (digunakan) sedini mungkin, tidak hanya terbatas pada atlet elit saja, imbuhnya.

Tujuan utama ilmu olahraga, tambah Lillick, adalah menciptakan program latihan yang sempurna agar atlet tetap bugar dan terhindar dari cedera.

Oleh karena itu, ilmu olahraga memiliki banyak disiplin ilmu seperti fisiologi, gizi, dan psikologi. Hal ini diperlukan agar performa para pemain terus berkembang sesuai kebutuhan, baik kondisi fisik, mental, teknik, dan taktik.

“Ilmu olahraga itu terukur, efektif dan juga mencegah cedera,” kata Lilick.

Di Indonesia sendiri, Lilik menilai beberapa cabang olahraga yang sudah menerapkan sport science dengan baik adalah bulu tangkis dan angkat besi.

Misalnya saja di cabang olahraga bulutangkis, komponen yang perlu didukung oleh sport science (didukung juga oleh) ahli gizi, ahli gizi, dokter olahraga, pelatih fisik, dan psikolog, kata Lilik.

Meski demikian, wanita yang merupakan koordinator tim psikologi bulu tangkis ad hoc Indonesia Olimpiade Paris 2024 ini mengatakan, sport science bukan hanya menjadi tanggung jawab asosiasi saja, namun para atlet juga harus memiliki kesadaran dan tanggung jawab untuk menjaga kedisiplinan. Program yang mereka ambil.

“Kalau mau menang, ilmu keolahragaan tidak bisa ditolak, karena kita tidak bisa hanya mengandalkan bakat alam. Untuk itu, kesadaran para atlet seperti pola makan yang benar dan disiplin juga menjadi pembahasan,” kata Lilik.

“Ilmu keolahragaan perlu dipahami tidak hanya oleh pengurus, tapi juga oleh pelatih dan pemain. Jika semua orang memahami maka tanggung jawab akan dibagi, tambahnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *