Jakarta (Antara) – Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat terjadi penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT) atau persentase angkatan kerja yang menganggur di Jakarta pada Agustus 2024 sebesar 0,32 persen dibandingkan Agustus 2023.
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Agustus 2024 sebesar 6,21 persen. Angka pengangguran ini mengalami penurunan dari 6,53 persen menjadi 6,21 persen dibandingkan Agustus 2023, kata Kepala BPS DKI Jakarta Nurul Hasanuddin di Jakarta, Selasa.
TPT merupakan indikator untuk mengukur jumlah tenaga kerja yang tidak terserap di pasar tenaga kerja dan menggambarkan kurangnya pemanfaatan pasokan tenaga kerja.
Menurut dia, penurunan angka pengangguran ini terkait dengan penyerapan yang jauh lebih besar pada sektor perumahan dan makanan minuman.
Nurul memberikan informasi detail mengenai eksploitasi tenaga kerja menurut lapangan pekerjaan. Di antara penduduk bekerja di Jakarta yang berjumlah 5,11 juta jiwa, sebaran penduduk bekerja pada sektor dunia usaha merupakan yang tertinggi yakni sebesar 23,05 persen, disusul sektor perumahan dan pangan sebesar 12,71 persen, serta sektor pengangkutan dan pergudangan. 11,84 persen.
Pola ketenagakerjaan pada eksploitasi tenaga kerja relatif masih sama dengan kondisi pada Agustus 2023.
“Jadi berkaitan dengan bagaimana sektor-sektor tersebut menyerap tenaga kerja. Sektor usaha paling banyak menyerap tenaga kerja, selain perumahan dan makanan minuman, konstruksi, dan real estate,” tuturnya.
Kemudian berdasarkan gender, TPT laki-laki pada Agustus 2024 sebesar 6,23 persen, sedangkan perempuan sebesar 6,17 persen. Dibandingkan Agustus 2023, TPT laki-laki mengalami penurunan sebesar 1,53 poin persentase, sedangkan TPT perempuan meningkat sebesar 1,62 persen.
Sementara berdasarkan wilayah, BPS DKI mencatat Kabupaten Kepulauan Seribu memiliki TPT tertinggi sebesar 7,93 persen, sedangkan TPT terendah berada di Jakarta Selatan yakni 5,22 persen.
Sedangkan jika secara nasional atau provinsi, kata Nurul, TPT DKI Jakarta masuk enam besar.
Leave a Reply