Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Poltracking Indonesia keluar dari keanggotaan Persepi

Jakarta (ANTARA) – Lembaga survei Poltracking Indonesia pada Selasa mengumumkan akan keluar dari keanggotaan Persatuan Riset Opini Publik Indonesia (Persepi).

Kami memutuskan untuk keluar dari Persepi mulai hari ini. Kami tidak keluar karena melanggar etika,” kata Direktur Poltracking Indonesia Masduri Amrawi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa.

Keputusan itu diambil setelah Dewan Kehormatan Persepi menjatuhkan sanksi kepada Poltracking Indonesia akibat perbedaan hasil survei kelayakan tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta antara Poltracking Indonesia dan Lembaga Survei Indonesia (LSI).

Menurut dia, pihaknya menilai sejak awal ada anggota Dewan Kehormatan Persepi yang memiliki kecenderungan melakukan Poltracking Indonesia.

Betapa naifnya jika Poltracking harus mempertaruhkan rekam jejak dan reputasinya selama 12 tahun hanya untuk survei di Pilkada Jakarta, kata Masduri.

Ia menambahkan, pada tahun 2014 Poltracking diundang bergabung dengan Persepi karena alasan integritas, namun pada tahun 2024 Poltracking keluar dari Persepi juga karena alasan integritas.

“Sudah 10 tahun Poltracking bergabung dengan Persepi. Sejauh ini kita sudah cukup menderita akibat dinamika internal organisasi,” ujarnya.

Masduri menyimpulkan, dewan etik Persepi tidak adil dalam menjelaskan perbedaan hasil antara LSI dan Poltracking di Pilkada Jakarta 2024.

Menurutnya, Persepi hanya menjelaskan metode penelitian dan pelaksanaan LSI dapat dianalisis dengan baik. Namun tidak dijelaskan bagaimana dan mengapa metode dan implementasinya dapat dianalisis dengan baik.

Hasil analisanya juga tidak dipublikasikan ke publik, meski penting untuk dipublikasikan, namun Komisi Etik Persepi tidak melakukannya.

“Salah satu pembahasan yang mengemuka pada rapat komite etik pertama adalah cerita LSI mengganti beberapa primary sampling unit (PSU), sekitar 60 PSU (50%) dari survei LSI Pilkada Jakarta. Kami kira hal ini juga penting untuk disampaikan kepada publik karena penggantian “PSU berdampak pada kualitas data,” katanya.

Dia juga menyoroti posisi dewan etik yang tidak bisa memverifikasi data Poltracking. Bahkan, pihaknya memaparkan seluruh data yang diperlukan dan memberikan penjelasan detail.

Ia merinci, data mentah telah dikirimkan ke komite etik, namun komite etik meminta agar data mentah yang ada di “dashboard” dibandingkan dengan data yang sudah disampaikan dari awal.

“Semuanya kami serahkan. Kami hanya ditanya apakah ada tambahan informasi yang disampaikan dan kami serahkan pada 31 Oktober 2024. Tidak ada permintaan khusus untuk melampirkan data ‘mentah’ dashboard,” ujarnya.

Poltracking Indonesia juga menjelaskan kepada dewan etik Persepi bahwa surveinya sepenuhnya menggunakan aplikasi, bukan survei manual yang menggunakan kuesioner kertas.

Oleh karena itu, tidak bisa dibandingkan dengan LSI yang membandingkan kuesioner tercetak dengan data “mentah” dan kemudian menjadi tolok ukur penelitian yang dilakukan oleh komite etik.

“Kami belum paham apa perbedaan besar antara data asli dan data terbaru. Poltracking belum mendapat penjelasan mengenai hal itu,” ujarnya.

Masduri juga menilai keputusan komisi etik tersebut tidak adil karena tidak wajar dan tidak bertanggung jawab dalam proses penyidikan Poltracking dan LSI.

Ia menyatakan Poltracking telah menerapkan seluruh standar operasional prosedur (SOP) survei untuk menjaga kualitas data.

Tiga hasil

Soal perbedaan hasil jajak pendapat Pilkada Jakarta, Masduri juga menyoroti tiga hasil jajak pendapat yang dilakukan anggota Persepi dalam waktu bersamaan. Survei LSI juga berbeda dengan Parameter Politik Indonesia (PPI). Meski periode survei LSI dan PPI hanya berjarak empat hari.

Masduri pun mempertanyakan mengapa Persepi hanya menelepon Poltracking dan LSI yang mengambil keputusan.

“Sedangkan PPI tidak ikut menggugat seperti Poltracking dan LSI. Meski hasil survei PPI sama dengan survei Poltracking, namun dewan etik Persepi harus adil dan tidak memihak. Perlakukan sama semua anggota Persepi,” kata Masduri.

Sebelumnya, Dewan Etik Persepi memberikan sanksi kepada Poltracking Indonesia yaitu tidak diperbolehkan mempublikasikan hasil survei tanpa mendapat persetujuan dan peninjauan data oleh Dewan Etik persepius.

Sanksi tersebut dijatuhkan setelah Persepi menyelesaikan investigasi praktik penyelenggaraan pemungutan suara yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia dan Poltracking Indonesia.

“Dewan etik telah memberikan sanksi kepada Poltracking Indonesia, sehingga kedepannya tidak boleh mempublikasikan hasil survei tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan dan pemeriksaan data oleh dewan etik. Kecuali dalam hal Poltracking Indonesia sudah tidak ada lagi. salah satu anggota Persepi,” kutip Persepi dalam postingan tersebut.

Survei LSI menunjukkan elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno paling tinggi di Pilkada Jakarta 2024 sebesar 41,6 persen. Disusul Ridwan Kamil-Suswono di posisi kedua dengan 37,4 persen dan Dharma-Kun di posisi paling mematikan dengan 6,6 persen.

Survei LSI dilakukan pada 10-17 Oktober 2024 terhadap total 1.200 responden dengan menggunakan metode bertingkat dengan margin of error sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Sementara Poltracking Indonesia menyebut elektabilitas Ridwan Kamil-Suswon mencapai 51,6 persen.

RK-Suswono unggul dari pasangan calon nomor urut tiga, Pramono Anung-Rano Karno di urutan kedua dengan elektabilitas 36,4 persen. Kemudian di peringkat ketiga ada pasangan calon nomor urut 2 Dharma Pongrekun-Kun Wardhana dengan perolehan suara 3,9 persen.

Survei Poltracking dilakukan pada 10-16 Oktober 2024 terhadap 2.000 responden dari jajaran warga DKI yang berhak memilih pada usia 17 tahun ke atas atau sudah menikah.

Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error sekitar 2,2% pada tingkat kepercayaan 95%.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *