JAKARTA (ANTARA) – Konsultan Nefrologi Anak FKUI-RSCM Prof. PhD. Sudung O. Pardede Sp.A(K) mengatakan sindrom nefrotik bisa terjadi pada siapa saja dan pada usia berapa pun, namun lebih sering terjadi pada anak prasekolah.
“Angka yang paling banyak adalah usia sekolah, yaitu dua hingga enam tahun. Ini yang paling banyak diketahui. Bukan berarti anak-anak dari kelompok umur lain tidak bisa mendapatkannya, bisa saja,” ujar pembicara virtual. di Jakarta pada hari Rabu.
Sindrom nefrotik bisa terjadi pada siapa saja, mulai dari bayi hingga orang dewasa, namun pada anak-anak penyebabnya berbeda, kata Sudung. Sampai saat ini, penyebab sindrom nefrotik pada anak belum diketahui apakah bersifat idiopatik.
Sindrom nefrotik sendiri merupakan penyakit dimana pembuluh darah pada ginjal membesar dan penyaring pada ginjal yang disebut glomeruli mengalami gangguan fungsi sehingga menyebabkan protein keluar melalui urin dan tampak berbusa.
Baca Juga: Rahasia Hidronefrosis, Penyakit Ginjal yang Konsekuensinya Serius. .
Di Indonesia, sekitar 6 dari 100 anak berisiko terkena sindrom nefrotik. Sebagai orang tua, Anda perlu berhati-hati jika mengalami gejala peradangan yang biasanya muncul di pagi hari.
Gejala ini sering dikaitkan dengan anak-anak yang meminum minuman berwarna-warni. Pak Su Dong mengatakan banyak orang tua yang mengikuti keinginan anaknya untuk meminum minuman berwarna karena tidak menyukai tampilan dan rasa air mineral.
Hal ini perlu dibatasi atau dilarang karena minuman berwarna tidak baik untuk anak kecuali terdapat bukti bahwa anak tersebut pernah mengonsumsi minuman yang mengandung zat lain.
Sudung juga mengatakan, pasien sindrom nefrotik bisa diobati asalkan mengikuti anjuran dokter untuk mengurangi jumlah protein yang dikeluarkan melalui urin, salah satunya adalah obat steroid yang biasa digunakan sebagai obat antihipertensi.
“Karena ini respon imun, maka alasan utamanya adalah penggunaan obat penekan sistem imun yang mengandung steroid. Obat ini efektif dan memiliki sisi positif karena membuat makan lebih banyak,” ujarnya. BACA JUGA: Dokter Sebut Semua Penyakit Anak Berisiko Menyebabkan Masalah Ginjal BACA JUGA: Akupunktur Bisa Obati Pasien Penyakit Ginjal Kronis pada Anak
Leave a Reply