Jakarta (ANTARA) – Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Yuwana mengatakan Indonesia harus beradaptasi dengan siapa saja yang akan terpilih pada pemilihan presiden Amerika Serikat mendatang.
Yang pasti Indonesia harus beradaptasi dengan siapa pun yang menang, kata Hikmahanto saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.
Indonesia, kata dia, harus melihat kebijakan apa yang akan diterapkan oleh pemenang pemilu presiden AS nanti dan beradaptasi dengan kebijakan tersebut.
Jadi sekali lagi penting bagi kami untuk beradaptasi. “Siapapun yang menang, kita lihat politiknya siapa,” kata Hikmahanto.
Senada dengan Hikmahanto, Guru Besar Muda Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran (Unpad) Teuku Rezasyah mengatakan Indonesia harus beradaptasi dengan siapa pun pemenang Pilpres AS.
“Dan mereka (AS) juga sedang menyesuaikan diri (dengan Indonesia),” kata guru besar yang biasa disapa Reza itu.
Reza juga mengatakan, Indonesia tidak perlu tampil mendukung salah satu calon presiden AS, seraya menambahkan sebaiknya Indonesia bersikap normal terkait hasil pemilu AS.
“Karena pada akhirnya kita terikat pada hukum internasional, terikat pada hukum bilateral,” kata Reza sambil menambahkan.
Pada tanggal 5 November 2024, warga negara Amerika dari seluruh 50 negara bagian akan memberikan suara dalam pemilihan presiden dan kongres ke-60 untuk memilih presiden ke-47 dan wakil presiden Amerika Serikat ke-50.
Kandidat utama presiden adalah Wakil Presiden saat ini Kamala Harris dari Partai Demokrat dan mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang merupakan calon dari Partai Republik.
Kandidat presiden lainnya termasuk Chase Oliver dari Partai Liberal; Jill Stein, MD dan kandidat Partai Hijau; dan Cornell West sebagai kandidat independen.
Di akhir kampanye, Kamala Harris berjanji untuk mengakhiri konflik di Gaza
Leave a Reply