JAKARTA (ANTARA) – Menteri Kebudayaan Fadli Dzong berencana mendaftarkan tiga kebudayaan tradisional Indonesia – Leog Ponorogo, Kebaya, dan Korintang asal Sulawesi Utara ke Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) pada Desember mendatang.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan pemerintah untuk memperluas pengakuan global terhadap warisan budaya Indonesia, khususnya melalui program pengakuan UNESCO.
“Beberapa program mencerminkan pilar kebijakan ini, Warisan Budaya Dunia. Program ini fokus pada pelestarian, pengakuan UNESCO, dan advokasi warisan budaya secara internasional. Bahkan, kami ingin lebih meningkatkan pengakuan atau pendaftaran UNESCO di UNESCO,” Fadli Zhong ungkapnya saat pertemuan. . Dengar Pendapat Umum (RDP) dengan Panitia X DPR RI digelar di Gedung Nusantara, Gedung Majelis Nasional, Senayan, Jakarta pada Rabu.
Indonesia terkenal dengan kekayaan budayanya yang luar biasa, dengan kurang lebih 2.000 unsur budaya yang diakui sebagai warisan budaya takbenda atau intangible Heritage di tingkat nasional.
Namun saat ini baru ada sekitar 13 unsur budaya di Indonesia yang telah terdaftar sebagai Situs Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO.
Menteri Kebudayaan Fadli Dzong menyampaikan pentingnya upaya peningkatan jumlah tersebut, mengingat kekayaan budaya Indonesia yang luar biasa dan tidak tertandingi di dunia.
Menurutnya, potensi budaya Indonesia sangat besar dan perlu dioptimalkan agar warisan budaya lokal bisa diakui dunia internasional.
Selain diakui UNESCO, Menteri Fadli menyoroti upaya pemerintah dalam melestarikan tradisi lokal dan mendorong keterlibatan masyarakat lokal dalam pelestarian budaya.
“Itulah yang ingin kami tingkatkan dan betapa kayanya keberadaan warisan budaya dunia kami dan betapa kekayaan budaya kami tidak ada bandingannya di seluruh dunia dan di negara-negara lain. Dan menurut saya itulah yang ingin kami optimalkan. Dan kami melakukan revitalisasi , melestarikan tradisi lokal, melestarikan kearifan lokal dan seni bahasa yang mulai hilang “dan melibatkan masyarakat lokal dalam upaya konservasi,” ujarnya.
Beliau juga mengakui perkembangan yang terjadi saat ini dan menekankan pentingnya budaya digital dan ekonomi budaya dalam mempromosikan tradisi Indonesia di kancah internasional melalui film berbasis budaya, animasi, video game, dan lain-lain.
Menurut Fadli, hal ini akan membantu percepatan tumbuhnya industri kreatif yang berakar pada budaya lokal.
Ia mengatakan ada dukungan dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk Komisi Eropa.
Leave a Reply