Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Waspadai efek dehidrasi saat batuk dan pilek

JAKARTA (ANTARA) – Gejala dehidrasi terkadang luput dari perhatian saat penderita menderita infeksi saluran pernapasan atas seperti batuk dan pilek.

Dalam wawancara yang disiarkan Hindustan Times pada Senin (11/04), Dr. Abdul Majeed Khan dari Olive Hospital Hyderabad menjelaskan bahwa dehidrasi adalah hilangnya cairan tubuh karena kehilangan cairan yang berlebihan, asupan cairan yang rendah atau keduanya.

Semua jenis kehilangan cairan mengandung jumlah elektrolit yang berbeda; oleh karena itu, kehilangan cairan selalu disertai dengan kehilangan elektrolit dalam jumlah tertentu.

“Pada infeksi saluran pernapasan atas, demam sendiri menyebabkan dehidrasi karena menyebabkan keringat berlebih dan sesak napas. Selain itu, peningkatan energi dapat menyebabkan defisit energi karena tubuh mengeluarkan energi untuk melawan infeksi,” kata Dr. Khan.

Sakit tenggorokan, yang merupakan gejala awal umum dari infeksi saluran pernapasan atas, dapat mengganggu asupan cairan dan menyebabkan dehidrasi, katanya.

“Defisit tersebut diperparah dengan kurangnya asupan makanan dan cairan sehingga menyebabkan defisit energi dan elektrolit cairan,” ujarnya.

Menurutnya, kekurangan cairan, elektrolit, dan energi pada infeksi virus dan infeksi saluran pernapasan atas dapat menyebabkan nyeri otot, kram, dan kelemahan otot.

Selain itu, dehidrasi juga dapat menyebabkan lendir mengental sehingga sulit dikeluarkan dari paru-paru, ujarnya.

Ia menambahkan, dehidrasi juga dapat berdampak buruk pada gejala penyakit pernapasan seperti batuk, menekan imunitas tubuh, menunda pemulihan, dan meningkatkan risiko infeksi berulang.

Menurut Dr Khan, pemberian suplemen elektrolit dan energi pada pasien infeksi saluran pernapasan atas dapat membantu mempercepat kesembuhan pasien.

American Society for Parenteral and Enteral Nutrition (APSEN) merekomendasikan minum 60-120 mL cairan bening yang mengandung elektrolit dan kalori setiap 15 menit untuk mengencerkan sekresi pernapasan selama sakit.

Minum elektrolit bersama dengan air dapat membantu meredakan nyeri otot dan kram selama infeksi, kata Khan.

Menurutnya, saat terjadi infeksi, asupan karbohidrat juga harus dijaga untuk mencegah pemecahan protein otot untuk produksi energi.

Dalam kondisi seperti demam, minum elektrolit dan minuman berenergi dapat membantu proses pemulihan.

Dr Khan menyatakan perlunya mengembalikan cairan elektrolit dan defisit energi ke bentuk yang tepat agar pasien dapat pulih lebih cepat.

“Jika Anda mengalami demam tinggi, batuk, nyeri otot terus-menerus, atau gejala dehidrasi seperti lidah kering dan urin berwarna gelap, ada baiknya Anda memeriksakan diri ke dokter,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *