Ramallah (ANTARA) – Kementerian Pendidikan Palestina mencatat lebih dari 11.825 pelajar Palestina tewas dalam serangan Israel di Gaza dan Tepi Barat sejak Oktober tahun lalu.
Kementerian yang berbasis di Ramallah merilis data yang menggambarkan tingkat kekerasan yang ditujukan kepada pelajar dan lembaga pendidikan di seluruh wilayah Palestina pada Selasa (29/10).
Laporan tersebut mengatakan bahwa di Gaza saja terdapat lebih dari 11.057 siswa usia sekolah yang tewas dan 16.897 lainnya terluka. Dari jumlah pelajar tersebut, 681 orang dilaporkan tewas dan 1.468 orang luka-luka.
Di Tepi Barat, 79 mahasiswa dan 35 mahasiswa tewas, ratusan orang terluka dan dipenjarakan di kedua kelompok tersebut.
Laporan tersebut juga merinci jumlah kematian pekerja pendidikan di Gaza dan Tepi Barat. 441 guru dan staf sekolah tewas dan 2.491 lainnya luka-luka. Di Tepi Barat, dua pekerja sekolah tewas, 17 orang luka-luka, dan 139 orang ditangkap.
Kementerian Pendidikan Palestina juga menyoroti hilangnya banyak staf pengajar universitas dengan 117 staf akademik dipastikan tewas.
Laporan tersebut merinci kehancuran infrastruktur pendidikan, dengan 406 sekolah di Gaza, 65 di antaranya dikelola oleh UNRWA, menghadapi berbagai kerusakan. Dari jumlah tersebut, 77 sekolah hancur total. Kemudian, 84 sekolah di Tepi Barat mengalami kerusakan.
Institusi pendidikan tinggi di Gaza juga menderita kerugian besar dengan 20 universitas melaporkan kerusakan besar, 51 gedung universitas hancur total, dan 57 gedung hancur sebagian.
Kementerian menambahkan bahwa 88.000 mahasiswa di universitas-universitas di Gaza dan sekitar 700.000 mahasiswa tidak diizinkan masuk ke institusi mereka.
Israel melancarkan serangan brutal di Jalur Gaza setelah serangan Hamas tahun lalu, yang menewaskan lebih dari 43.000 orang, kebanyakan wanita dan anak-anak, dan melukai lebih dari 101.200 orang.
Konflik yang berkepanjangan di Lebanon dengan Israel telah melancarkan serangan mematikan di seluruh negeri yang telah menewaskan lebih dari 2.790 orang dan melukai lebih dari 12.770 orang sejak Oktober tahun lalu.
Meskipun ada peringatan internasional bahwa Timur Tengah berada di ambang perang regional di tengah serangan Israel yang sedang berlangsung di Gaza dan Lebanon, Tel Aviv meningkatkan konflik dengan menginvasi Lebanon selatan pada 1 Oktober 2024.
Sumber: Anatolia
Leave a Reply